TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyatakan impor daging kerbau hanya bersifat sementara atau temporer. Sebab, kata Diarmita, ketersediaan produksi daging sapi lokal pada 2017 belum mencukupi kebutuhan nasional.
Ia menjelaskan, prognosis produksi daging sapi dalam negeri pada 2017 sebesar 354.770 ton. Angka ini jauh dari perkiraan kebutuhan daging sapi sebesar 604.968 ton. “Sehingga untuk memenuhi kekurangannya, dilakukan dengan impor, baik dalam bentuk impor sapi bakalan maupun daging,” katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 9 Juni 2017.
Diarmita menegaskan pemasukan daging kerbau ke Indonesia oleh Bulog bukan untuk mengguncang harga daging sapi lokal. Menurut dia, ini malah memberikan alternatif kepada masyarakat untuk menjangkau harga daging sapi. Ia menambahkan, adanya kontroversi harga daging disebabkan harga jual daging kerbau eks-impor yang jauh lebih murah dari harga daging sapi lokal.
Baca: Daging Kerbau Murah Pukul Jagal dan Peternak Sapi
Ia mengatakan kebijakan ini memang dikhawatirkan akan mengurangi permintaan daging sapi lokal. Pemerintah, kata dia, memastikan kebijakan impor sapi daging beku asal India tersebut tidak akan menimbulkan distorsi harga dan harga ternak lokal tertekan yang menyebabkan pemotongan sapi lokal di rumah potong hewan menurun.
Kementerian Pertanian pun merilis informasi perkembangan harga yang dihimpun petugas informasi pasar di sembilan provinsi, yakni Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. “Harga sapi hidup pada Mei dibandingkan dengan April di beberapa daerah sentra produksi mengalami peningkatan rata-rata 0,28 persen,” katanya.
Simak: Musabab Daerah Menolak Daging Kerbau Impor dari India
Ia menduga penurunan harga diduga karena peternak di wilayah tersebut cenderung menjual ternak untuk memenuhi kebutuhan peternak pada Hari Raya Idul Fitri dan kebutuhan sekolah pada tahun ajaran 2017/2018. Menurut dia, penjualan ternak saat ini belum tentu langsung terkonversi menjadi daging. “Tapi sebagian besar dibeli pedagang pengumpul untuk dipersiapkan menjadi ternak siap potong saat Idul Adha,” ujarnya.
Menurut Diarmita, dengan menggelontorkan daging kerbau eks-impor, harga daging sapi segar tetap bertahan di kisaran Rp 110-120 ribu per kilogram. Harga tersebut, kata dia, masih wajar dan tetap memberikan keuntungan bagi para peternak sapi lokal. “Dengan kisaran harga tersebut, peternak lokal masih mendapatkan keuntungan,” ucapnya.
ARKHELAUS W.