Berbuka Nikmat dengan Mie Aceh Plus Kelapa Muda

Mie Aceh di warung 'Razali' yang siap dihidangkan kepada pelanggan. TEMPO/Adi Warsidi
Mie Aceh di warung 'Razali' yang siap dihidangkan kepada pelanggan. TEMPO/Adi Warsidi

TEMPO.CO, Banda Aceh - Jelang waktu berbuka pada Ramadan ini, salah satu warung mie Aceh yang terletak di Ulee Kareng, Banda Aceh, ramai pelanggan. Mereka menunggu pesanan sambil duduk-duduk di kursi warung. Sebagian berdiri.

"Mie goreng dua, jangan pedas," pesan Didi, warga yang baru datang ke tempat yang bernama Warung Mie Cek Mun, merujuk pada nama pemiliknya, Jumat, 9 Juni 2017.

Menurut Didi, mie Aceh adalah favoritnya dan keluarga saat berbuka puasa. Sangat pas, kalau dipadukan dengan es kelapa muda. "Tapi mie-nya jangan pedas, tidak bagus buat lambung," katanya.

Baca: Ramadan, Tiap Habis Salat Dewi Sandra Baca Al-Quran 4 Lembar

Muntasi, pemilik warung mie tersebut, mengatakan warung buka pukul lima sore. "Dan baru ramai sekitar pukul enam sore," ujar Muntasir kepada Tempo. Waktu berbuka di Banda Aceh Aceh kurang lebih pukul 18.52 WIB.

Menurut Muntasir, mie Aceh yang dipesan pelangan di warungnya beragam. Ada mie goreng (tanpa kuah), mie tumis (sedikit kuah), dan mie rebus (banyak kuah). Tiga belanga ada di warungnya, untuk mengolah makanan khas Aceh itu.

Mie Aceh goreng paling banyak dipesan warga selama Ramadan, alasannya karena dimakan harus menunggu waktu berbuka. Jika disimpan agak lama, jenis tumis dan rebus tak sedap lagi disantap, karena mienya akan membesar.

Baca: Umrah di Bulan Ramadan, Mengejar Pahala Haji Bersama Nabi

Mie Aceh memang khas. Perbedaan dengan mie lainnya adalah pada bentuknya. Mienya terbuat dari tepung dan berwarna kuning atau kerap disebut mie kuning serta diolah tanpa bahan pengawet. Ukurannya sedikit lebih besar dari mie biasanya. Mungkin mirip mie hokkian atau spaghetti.

Meraciknya tak susah. Muntasir mengatakan bahan dasar yang dipergunakan hanya mie kuning dan bumbu. Pada bumbulah terletak rahasia Mie Aceh yang nikmat.

Bumbunya terdiri rempah-rempah. Ada cabai, bawang putih, dan kemiri, bawang merah dan juga kacang tanah, serta sedikit lada. Bumbu digiling halus dan berwarna merah. Saat memasak mie Aceh, penjual kerap mencampurkan daging, udang dan kepiting yang semakin menggugah selera.

Rasanya dijamin makin maknyus. Saat memakan, ditambah acar, irisan bawang dan kerupuk melinjo.

Baca: Ramadan 2017, Sulawesi Selatan Buka Posko Pengaduan THR

Di Banda Aceh, warung-warung mie Aceh bertebaran di setiap sudut kota. Beberapa yang menjadi favorit selain Warung Mie Cek Mun, ada warung Mie Lala di Kampung Mulia, Warung Mie Razali di Peunayong, Warung Mie Midi di Peuniti, dan warung-warung kopi yang menjual Mie Aceh. Semua tersebar di seluruh pelosok Ibukota Provinsi Aceh itu.

Di bulan Ramadan ini, mie Aceh juga nikmat disantap usai tarawih. Jika malam, pengunjung umumnya menyantap mie sembari ngopi di warung-warung kopi. "Jika saat berbuka banyak yang pesan jenis mie goreng, kalau malam banyak yang suka mie Aceh rebus," jelas Muntasir.

ADI WARSIDI