TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih baru AS Roma, Eusebio Di Francesco, berjanji membawa filosofi menyerang ke klub Liga Italia itu. Hal itu ia sampaikan saat diperkenalkan secara resmi sebagai pelatih pada Rabu.
Pria 48 tahun itu merupakan pelatih kedelapan yang menduduki kursi panas Roma dalam sembilan musim terakhir. Ia mengatakan tidak akan gentar dengan reputasi klub yang kerap memberikan tugas berat.
Roma berjuang keras untuk menghentikan dominasi Juventus di Liga Italia namun sejauh ini tidak sukses. Mereka finis di peringkat kedua di bawah tim Turin itu sebanyak tiga kali dalam empat musim terakhir.
Juve telah menjuarai Liga Italia untuk enam musim terakhir, dan telah memenangi Piala Italia dalam tiga musim terakhir.
Di Francesco sebelumnya melatih Sassuolo, membawa mereka keluar dari Seri B. Ia juga mampu menstabilkan mereka di kompetisi strata tertinggi dalam dua masa jabatan yang total selama lima tahun. Ia dipecat pada Januari 2014, namun dipekerjakan kembali enam pekan kemudian.
"Tentu saja melatih klub yang lebih kecil berbeda dengan melatih di klub besar, dan Anda mungkin mengubah taktik untuk alasan itu," kata Di Francesco.
"Namun bahkan ketika saya berada di Sassuolo saya tidak pernah menerapkan permainan sepak bola bertahan terhadap siapapun," kata Di Francesco lagi. "Kami tidak akan mengubah cara bermain kami hanya karena taruhannya lebih tinggi. Kami akan memainkan sepak bola menyerang dan berusaha untuk merebut permainan dari lawan-lawan kami."
Bagaimanapun, ia tidak bersiap untuk menjanjikan gelar Liga Italia untuk AS Roma. "Kami tidak akan keluar dan mulai membuat pernyataan-pernyataan tegas," tutur Di Francesco. "Kami hanya perlu menundukkan kepala dan fokus pada kerja keras. Itulah yang akan membawa hasil-hasil kepada kami. Saya tahu apa yang akan disukai para penggemar, dan apa yang akan kami semua sukai."
Gelar terakhir Roma adalah Piala Italia pada 2008. Sejak itu, Claudio Ranieri, Vincenzo Montella, Luis Enrique, Zdenek Zeman, Aurelio Andreazzoli, Rudi Garcia, dan Luciano Spalletti gagal menambahi koleksi di lemari trofi.
"Ada banyak masalah yang bahkan tidak saya pikirkan," kata Di Francesco. "Saya tahu akan ada masa-masa yang lebih mudah dan masa-masa yang lebih sulit."
Ia menilai atmosfer di AS Roma mungkin bukan yang paling mudah dihadapi. "Namun saya tenang dan tidak sabar untuk menjalani pengalaman fantastik ini," kata Di Francesco. "Saya menyadari bahwa berbagai hal bergerak cepat di sepak bola. Saya hanya ingin tampil baik dan fokus pada sepak bola dan bekerja keras."
ANTARA