Honda Pilih Turbo, Toyota Kembangkan Hybrid
Reporter: Tempo.co
Editor: wawan priyanto
Kamis, 15 Juni 2017 16:16 WIB
Model berpose dengan mobil Honda Civic Hatchback Turbo dalam sesi test drive di Jakarta, 13 Juni 2017. Mesin 1.5L VTEC Turbo memberi tenaga maksimal 173 PS pada 5.500 rpm. ANTARA/Andika Wahyu
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, Honda memulainya dengan memasukkan Honda Civic Turbo versi sedan pada 2016. Lalu disusul Honda CR-V bermesin 1.5L VTEC Turbo pada ajang Indonesia International Motor Show April 2017. Kini, produk ketiga bermesin turbo adalah Honda Civic Hatchback Turbo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy mengatakan bahwa mesin kecil dengan teknologi turbo memang cukup populer dalam beberapa tahun terakhir ini. “Di masa mendatang, arahnya akan ke sana (downsizing engine) dengan turbo,” ujar Jonfis. "Mobil dengan mesin kecil dan dilengkapi turbo ini akan meningkatkan tenaga sekaligus lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar."

Baca: Mengintip Spesifikasi Honda Civic Hatchback Turbo

Namun demikian, Jonfis masih enggan menyebutkan produk Honda apa yang akan menggunakan turbo di masa mendatang. “Kami masih mempelajari,” ujar Jonfis.

Dari sisi harga, lanjut Jonfis, mesin turbo juga mendapatkan keringan soal pajak. Dibandingkan dengan mesin 2.0L, pajaknya sekitar 20 persen. Semantara mesin 1.5L turbo (Honda Civic Hatchback Turbo), pajaknya hanya 10 persen. “Pajak yang relatif rendah ini membuat harga jualnya bisa ditekan,” ujarnya.

Hanya saja, lanjut Jonfis, mesin lebih kecil dengan turbo justru akan membuat harga mobil semakin mahal. "Itu menjadi salah satu alasan kenapa kami tidak akan menggunakan turbo pada Honda Jazz," katanya.

Simak: Honda Civic Hatchback Turbo Resmi Diluncurkan

Jika Honda memilih mesin kecil dengan turbo, PT Toyota Astra Motor justru (TAM) mempertimbangkan untuk mengembangkan line up mobil hybrid di Indonesia. Presiden Direktur TAM Yoshirio Nakata mengatakan popularitas mobil hybrid di dunia semakin tinggi, termasuk di Indonesia.

Saat ditanya apakah akan mengembangkan Toyota Kijang Innova dan Toyota Avanza dengan teknologi hybrid, Nakata tidak menyangkal ataupun mengamini. “Kami harus melakukan studi lebih lanjut. Tapi itu sangat mungkin ya di masa mendatang,” kata Nakata di Jakarta, Senin, 12 Juni

Di Jepang, lanjut Nakata, pemerintah memberikan insentif pajak untuk mobil hybrid. Jadi, harganya bisa mendekati harga mobil konvensional. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan di Indonesia. Harga mobil hybrid jauh lebih mahal karena pajaknya juga mahal. Sementara, pemerintah belum memiliki aturan soal insentif pajak untuk mobil berteknologi hybrid.

Di Indonesia, Toyota telah memasarkan tiga produk mobil hybrid, yakni Prius, Camry, dan Alphard. Berdasarkan data per Februari 2017, mobil hybrid Toyota di Indonesia sudah terjual sebanyak 1.473 unit. Sementara total penjualan mobil hybrid Toyota di seluruh dunia mencapai 10,05 juta unit.

Presdir PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan pada intinya produksi kendaraan Toyota ke depan akan berbasis efisiensi bahan bakar. "Kata kuncinya produksi line up kendaraan hemat bahan bakar pada 2020," kata Warih seperti dikutip dari Antara, Selasa, 13 Juni 2017.

WAWAN PRIYANTO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi