Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gusdurian Menyoroti Sosial Media, Keindonesiaan, Sikap Gus Dur

image-gnews
Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Borobudur - "Setiap warga bangsa harus menjadi duta-duta Indonesia di masyarakat sekitarnya, termasuk dengan memanfaatkan media sosial untuk memenangi kontestasi pemikiran keindonesiaan," kata Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid.

"Kita berpacu memenangi pertempuran di kepala warga Indonesia. Siapa yang menang dalam pertempuran? Tergantung kita," kata Alissa Wahid di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu malam, 17 Juni 2017.

Baca juga:

Aksi Solidaritas Petani Kendeng, Gusdurian Doakan Patmi

Alissa mengatakan hal itu dalam acara bulanan keempat "Jamaah Kopdariyah" dengan tema "Njaga Pancasila Njunjung Kamanungsan" (Menjaga Pancasila Menjunjung Kemanusiaan) di Kampung Dolanan Anak Nusantara Dusun Sodongan, Desa Bumiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. "Jamaah Kopdariyah" diikuti masyarakat dari berbagai latar belakang, termasuk umat lintasagama di daerah setempat.

Pada acara yang berlangsung hingga lepas tengah malam atau Minggu dini hari itu, ia meminta masyarakat memanfaatkan media sosial dengan baik sebagai ruang menebarkan nilai-nilai kemanusiaan untuk keadilan di tengah masyarakat.

Baca pula:

Alissa Wahid Wakili Indonesia di Global Women's Leadership  

"Media sosial jangan diisi dengan hal-hal yang galau-galau, piknik, makan-makan, tetapi jadikan medsos sebagai ruang perjuangan memenangi kontestasi pemikiran, nilai kemanusiaan untuk keadilan," ujar salah satu putri Presiden K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, Allisa yang juga psikolog keluarga tersebut, mengemukakan perkembangan trasnportasi dan kemajuan teknologi informasi saat ini membuat keberagaman sebagai sesuatu yang susah untuk ditolak.

Keberagaman dalam kehidupan pada era kesejagatan, ujarnya dalam acara dengan sejumlah narasumber lainnya, yakni Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab Desa Wonosari, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang K.H. Said Asrori, budayawan Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang Sutanto Mendut, Dandim 0706/Magelang Letkol Inf Hendra Purwanasari, dan Kapolres Magelang AKBP Hindarsono itu, sebagai suatu keniscayaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Silakan baca:

19 Situs Islam Diblokir, Alissa Wahid Pertanyakan 3 Hal

Ia mengemukakan era kesejagatan mendorong terjadinya pertukaran berbagai hal dalam kehidupan bersama, seperti pertukaran budaya, informasi, dan cara hidup.

"Tapi karena banyak kelompok dan ada yang berusaha menjaga kelangsungan kelompoknya dengan menjaga kemurniannya atau purifikasi, asli dan pendatang, semua yang beda kita lawan, akhirnya kita jadi bermusuhan. Akibatnya lupa kearifan yang diajarkan guru-guru kita sejak Indonesia belum ada. Kita kadang lupa yang hakiki (kemanusiaan), kita hanya memandang luarnya," katanya.

Pada kesempatan itu, Allisa juga bercerita tentang beberapa sikap, prinsip, dan keteladanan Gus Dur, antara lain menyangkut keindonesiaan, pluralisme, keberpihakan terhadap nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan yang bukan saja untuk kepentingan Indonesia akan tetapi juga masyarakat dunia.

"Istilah memanusiakan manusia kelihatan gampang dan biasa-biasa saja, tapi menjadi faktor utama orang menghormati dan mencintai Gus Dur. Kemanusiaan yang seharusnya naluriah, sekarang menjadi istimewa. Kenapa sampai malam ini kita membahas memanusiakan manusia? Itu tantangan kita," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

14 hari lalu

Duduk dari kiri ke kanan: Sri Sultan Hamengkubuwono X, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati dan Amien Rais pada momentum Deklarasi Ciganjur, kediaman Gus Dur, 10 November 1998. (Repro buku Gerak dan Langkah)
Kilas Balik 23 Tahun Lalu Presiden Gus Dur Tetapkan Hari Raya Imlek Sebagai Hari Libur

Keputusan 23 tahun lalu ini merupakan sebuah keputusan revolusioner Gus Dur mengingat di Orde Baru, perayaan Imlek di tempat-tempat umum dilarang.


Cerita di Balik Rapat Mahasiswa Diintimidasi 15 Preman, Dilarang Mendemo Jokowi

5 Februari 2024

Puluhan mahasiswa Universitas Bung Karno memblokir jalan saat melakukan aksi demo di depan Gedung KPU, Jakarta, Rabu, 31 Januari 2024. Mahasiswa menilai Jokowi sebagai presiden tidak netral dalam pelaksanaan Pemilu 2024. TEMPO/Subekti
Cerita di Balik Rapat Mahasiswa Diintimidasi 15 Preman, Dilarang Mendemo Jokowi

Belasan preman mengintimidasi mahasiswa di sekitar Universitas Trilogi, Jakarta. Mereka dipaksa bubarkan diskusi membahas demo pemakzulan Jokowi.


Polda Sulawesi Selatan Bubarkan Diskusi Melki Sedek Huang dan Gielbran M. Noor di Parepare

20 Januari 2024

Ketua BEM UI Melki Sedek Huang menyampaikan orasi saat menggelar konferensi pers di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Minggu, 26 Maret 2023. Dalam kegiatan tersebut sejumlah organisasi pelajar pemuda mahasiswa, aliansi buruh, dan gerakan Rakyat menuntut Presiden dan DPR Batalkan UU Cipta Kerja Inkonstitusional. Hal tersebut menurut mereka telah menghina konstitusi dan merendahkan suara rakyat dengan tetap melakukan pengesahan Perppu Cipta Kerja menjadi Undang Undang, padahal diketahui bahwa Perppu tersebut diterbitkan secara melawan konstitusi oleh Presiden dan DPR karena telah melewati masa sidang berikutnya sebagaimana ketentuan Pasal 22 ayat (3) UUD 1945. TEMPO/M Taufan Rengganis
Polda Sulawesi Selatan Bubarkan Diskusi Melki Sedek Huang dan Gielbran M. Noor di Parepare

Polda Sulawesi Selatan membubarkan dskusi yang antara lain dihadiri oleh Melki Sedek Huang dan Girlbran M. Noor di Parepare, Sulawesi Selatan.


Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. dok. TEMPO
Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.


Apa Beda Debat, Diskusi, dan Dialog?

25 Desember 2023

Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (kiri), cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka (tengah), dan cawapres nomor urut 3 Mahfud MD (kanan) saat debat calon wakil presiden Pemilu 2024 di JCC, Jakarta, Jumat 22 Desember 2023. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Apa Beda Debat, Diskusi, dan Dialog?

Dalam diskusi bisa terjadi perdebatan, karena debat sifatnya oposisional atau memiliki dua kubu yang saling berseberangan


Panitia Diskusi bersama Anies-Muhaimin Mengaku Dipersulit saat Ajukan Izin

24 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menghadiri diskusi bersama mahasiswa Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta di Gelanggang Olah Raga Jatidiri Kota Semarang pada Ahad, 24 Desember 2023. TEMPO/Jamal Abdul Nasr
Panitia Diskusi bersama Anies-Muhaimin Mengaku Dipersulit saat Ajukan Izin

Habil Marati, panitia acara diskusi Anies-Muhaimin mengaku baru kantongi izin dari kepolisian sehari jelang kegiatan pada diajukan sejak 3 pekan lalu


Bea Cukai Buka Ruang Diskusi bersama APKB

20 Desember 2023

Bea Cukai Buka Ruang Diskusi bersama APKB

Dalam rangka mendukung investasi dan ekspor nasional, Bea Cukai gelar sharing session bersama pengurus asosiasi pengusaha kawasan berikat (APKB) seluruh Indonesia yang berlangsung di Aula Merauke, Kantor Pusat Bea Cukai, pada Rabu, 20 Desember 2023.


Rektor UIN Yogya Larang Festival Keadilan, Pakar Hukum Tata Negara: Persis Orde Baru

11 Desember 2023

Acara Festival Keadilan yang menghadirkan sejumlah aktivis dan intelektual di Bento Kopi Godean, Banyurade, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Ahad, 10 Desember 2023. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Al Makin melarang festival ini di kampus UIN dengan alasan tidak berizin. (SHINTA MAHARANI/Tempo)
Rektor UIN Yogya Larang Festival Keadilan, Pakar Hukum Tata Negara: Persis Orde Baru

Pada era Orde Baru, larangan itu melalui NKK/BKK. Kini dilakukan melalui kebijakan rektor.


Rektor UIN Yogyakarta Larang Festival Keadilan Berisi Kritik terhadap Pemerintah

11 Desember 2023

Acara Festival Keadilan yang menghadirkan sejumlah aktivis dan intelektual di Bento Kopi Godean, Banyurade, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Ahad, 10 Desember 2023. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Al Makin melarang festival ini di kampus UIN dengan alasan tidak berizin. (SHINTA MAHARANI/Tempo)
Rektor UIN Yogyakarta Larang Festival Keadilan Berisi Kritik terhadap Pemerintah

Rektor UIN Yogyakarta Al Makin meminta pembatalan acara. "Bahaya," kata dia dalam pesan singkat soal alasan pembatalan itu.


Bertemu Boediono, Ganjar Bilang Diskusi Kepemimpinan hingga Pengelolaan SDM

24 November 2023

Calon Presiden Ganjar Pranowo (kiri) menyambangi kediaman mantan Wakil Presiden Periode 2009-2014 Boediono (kanan). Keduanya tampak bersalaman usai melakukan pertemuan di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat itu, Jumat, 24 November 2023. Tempo/Adil Al Hasan
Bertemu Boediono, Ganjar Bilang Diskusi Kepemimpinan hingga Pengelolaan SDM

Boediono mengatakan pertemuan bersama Ganjar hanya berbicara soal pengalamannya selama berada di pemerintahan sejak orde baru.