TEMPO.CO, Jakarta - Laiknya adegan film pelarian Monte Cristo, empat narapidana (napi) warga negara asing melarikan diri dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, pada Senin, 19 Juni 2017. Napi kabur itu diketahui hilang pukul 08.00 Wita, saat apel pagi.
Kepala Lapas Kerobokan Tonny Nainggolan mengatakan aksi para napi kabur ini sulit diketahui karena mereka kabur melalui lubang bawah tanah. Saat pihak Lapas melakukan penelusuran, diketahui pukul 10.12 Wita menemukan lubang diameter 50x75 sentimeter.
Baca juga:
Tahanan Kabur di Mataram Menyerah Karena Kangen Keluarga
"Mereka (diduga) sudah merencanakan. Kami selama ini menganggap itu septic tank tapi bukan, ternyata itu gorong-gorong," katanya, Senin, 19 Juni 2017.
Empat narapidana itu masing-masing memiliki kebangsaan yang berbeda. Shaun Edward Davidson, 33 tahun, narapidana kebangsaan Australia. Ia mendekam di Lapas Kerobokan karena melanggar tindak pidana keimigrasian UU RI No.6 tahun 2011. Davidson ditahan sejak 5 April 2016. Sisa pidana yang ia jalani tinggal 2 bulan, 15 hari.
Narapidana lain, yakni Dimitar Nikolov Iliev, 43 tahun. Ia warga negara Bulgaria yang menjalani masa pidana selama 7 tahun. Iliev melanggar UU RI No. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dan, UU RI No.8 Tahun 2010 tentang pencucian uang. Sisa masa pidana Iliev masih 5 tahun, 3 Bulan, 6 hari.
Baca pula:
Tiga Napi Kabur dari Lapas Jambi Akhirnya Menyerahkan Diri
Kemudian Sayed Mohammed Said, 31 tahun, narapidana kebangsaan India. Ia ditahan karema melanggar pasal 113 (2) UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Said menjalani masa pidana selama 14 tahun. Masih 12 tahun, 3 Bulan, 3 hari lagi sisa pidana yang dijalani Said berakhir.
Adapun Tee Kok King, 50 tahun, ia berkebangsaan Malaysia. Kok King narapidana narkoba. Ia melanggar pasal 113 (2). Sisa pidana 6 tahun, 1 bulan, 5 hari, yang ia jalani.
Menurut Tonny kondisi bangunan sekitar tempat para narapidana kabur itu kurang layak. "Bangunan sudah tua, lama butuh perbaikan," ujarnya.
Letak lubang itu berada di belakang klinik lapas. Diperkirakan panjang lubang tersebut 15 meter yang menembus ke sisi jalan raya, berada di sebelah barat lapas. Saat ditemukan lubang itu tergenang air. Tonny menjelaskan bahwa dirinya sudah sering melintasi tempat tersebut namun tak menyangka ada lubang yang terhubung keluar.
"Kami tidak pernah lihat tanah galian ke mana, berarti selama ini memang ada rongga," tuturnya. "Saya sekali dalam sepekan lewat tidak pernah curiga."
Empat narapidana itu semua menghuni blok Bedugul, yakni hunian untuk warga negara asing. Namun, tutur Tonny, mereka masing-masing berbeda kamar.
"Isi Blok Bedugul 69 orang. Mereka kabur, sekarang tinggal 65 orang," katanya. Tonny menambahkan masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menelusuri dugaan ada bantuan dari warga binaan lain atau pegawai lapas.
Tonny menjelaskan letak lubang tempat napi kabur atau melarikan diri itu berada dekat pemantauan Pos 2. Namun ia mengakui bahwa di sana tidak terpantau karena kekurangan pegawai. "Pos 2 memang tidak terisi. Hari ini bertugas (jaga) 10 orang," ujarnya.
BRAM SETIAWAN