TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyesalkan kekerasan yang melibatkan kelompok masyarakat yang menggelar sahur on the road. Untuk itu, dia telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk meningkatkan patroli di kawasan rawan, terutama di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. "Aku sudah berkali-kali ngomong ya, (sahur on the road) itu bukan (kegiatan) sahur, tapi itu geng motor," ujar Djarot di Balai Kota Jakarta, Senin, 19 Juni 2017.
Sejak awal Ramadan, Djarot memang telah mengimbau masyarakat agar tidak menggelar sahur on the road. Sebab, dia menilai kegiatan itu lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Menurut Djarot, kegiatan sahur on the road pada Ramadan ini sebenarnya sudah berkurang dibanding tahun sebelumnya. "Tapi menjelang hari raya, kok kambuh lagi yang di wilayah Kemayoran? Saya sudah dapat laporan kemarin," katanya.
Sabtu lalu, seorang anggota TNI Angkatan Darat menjadi korban kekerasan di Kemayoran, Jakarta Pusat. Pelakunya diduga sekelompok pemuda yang tengah menggelar sahur on the road. Akibat penyerangan itu, Prajurit Dua Ananda Puji Santoso, 22 tahun, harus menjalani perawatan di rumah sakit karena luka tusuk di perut.
Menyusul penyerangan itu, seorang pengendara Daihatsu Ayla secara sengaja menabrakkan kendaraannya kepada sekelompok pemuda yang menggelar sahur on the road di Jalan Haji Jiung, Kemayoran. Satu korban tewas dan satu laki luka parah. Diduga dua peristiwa ini saling berkaitan.
LARISSA HUDA