Wali Kota Minta Pedagang di Simpang Lima Tak Ngepruk Pemudik  

Seorang peserta pawai Tarhib Ramadhan mengusung poster Ramadhan Bahagia di kawasan Simpanglima, Semarang, 29 Mei 2016. Sekitar seribu peserta dari berbagai lembaga Islam berpawai mengajak masyarakat muslim untuk berpuasa. Budi Purwanto
Seorang peserta pawai Tarhib Ramadhan mengusung poster Ramadhan Bahagia di kawasan Simpanglima, Semarang, 29 Mei 2016. Sekitar seribu peserta dari berbagai lembaga Islam berpawai mengajak masyarakat muslim untuk berpuasa. Budi Purwanto

TEMPO.COSemarang - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta pedagang di daerahnya tidak memanfaatkan momentum mudik dan Lebaran dengan menaikkan harga yang tinggi. Imbauan wali kota yang akrab disapa Hendy itu terkait dengan pengalaman Lebaran tahun lalu.

“Belum ada aduan, tapi pengalaman tahun lalu, mremeo itu hal yang wajar, tapi jangan ngepruk (menaikkan harga tinggi),” kata Hendy seusai acara Bersih Simpang Lima pada Kamis, 22 Juni 2017.

Hendy meminta agar pedagang menaikkan harga sewajarnya. “Naik 10-20 persen boleh, tapi jangan 100-300 persen,” ujar Hendy.

Pada Kamis, 22 Juni, Hendy telah mengumpulkan pedagang di kawasan Simpang Lima yang selama ini menjadi ikon dan rujukan bagi pencinta wisata kuliner. Mereka dikumpulkan untuk menyambut pemudik agar melayani dengan baik.

Menurut dia, selain imbauan harga, pedagang diminta menjaga kebersihan lokasi. Hendy mengaku harga dan kebersihan lokasi pedagang menjadi catatan jelek. Ia berharap kondisi Simpang Lima yang dibangun pada 1969 itu tetap menjadi jujukan yang nyaman.

“Kami juga minta siapkan kantong parkir. Parkir liar dengan harga tinggi akan jadi catatan buruk. Ini dalam rangka menyambut tamu,” tuturnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Muhammad Khadik menyatakan telah menjamin kenyamanan pengunjung kawasan Simpang Lima dengan menertibkan parkir liar. “Khususnya menghindari kemacetan di depan Masjid Baiturahman. Kami tegas menerjunkan petugas,” ucap Khadik.

Ia tak memungkiri, saat arus mudik dan Lebaran, kondisi Simpang Lima banyak dipadati pengunjung. Langkah yang dilakukan adalah membersihkan kawasan jalan dari parkir liar untuk meminimalkan kemacetan dan antrean panjang. “Kalau tidak diatur dengan tegas, Simpang Lima bisa semrawut,” katanya.

Menurut Khadik, Pemerintah Kota Semarang sebelumnya telah memberlakukan jalur searah di semua jalan strategis di tengah kota. Meski begitu, ia meminta pemudik tak khawatir karena rambu-rambu disediakan secara lengkap. “Dilengkapi rambu jelas, sekarang ini Dinas Perhubungan menyiapkan rambu lebih tegas di jalur alternatif,” ujarnya.

EDI FAISOL