TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak mengadakan buka puasa bersama selama Ramadan di Gedung Putih. Tradisi ini sudah berlangsung hampir dua dekade.
Seperti yang dilansir CNN pada 24 Juni 2017, Presiden Trum tidak memberikan penjelasan tentang alasan tidak menyelenggarakan buka puasa bersama di Gedung Putih.
Dengan tidak menyelenggarakan buka puasa bersama, Trump telah mengakhiri tradisi tahunan yang didukung oleh tiga pemerintahan terakhir. Buka puasa bersama dimulai di masa Presiden Bill Clinton dan dilanjutkan oleh Presiden George W. Bush dan Barack Obama.
Acara tersebut biasanya dihadiri oleh anggota terkemuka komunitas Muslim Amerika Serikat serta anggota Kongres dan diplomat dari negara-negara Islam.
Tradisi Gedung Putih dimulai pada tahun 1996, ketika Ibu Negara Hillary Clinton mengundang 150 orang setelah mempelajari lebih lanjut tentang ritual tersebut dari putrinya Chelsea, yang dilaporkan telah mempelajari sejarah Islam di sekolah.
Presiden George W Bush menyelenggarakan makan malam setiap tahun selama dua periodenya di Gedung Putih, termasuk setelah serangan 9/11.
Selain Gedung Putih, Meneteri Luar Negeri, Rex Tillerson juga mengakhiri tradisi puluhan tahun dengan menolak permintaan dari Kantor Urusan Agama dan Urusan Luar Negeri untuk menyelenggarakan resepsi yang menandai Idul Fitri.
Sejak tahun 1999, lima pendahulu Tillerson, baik dari Partai Republik maupun Demokrat selalu mengadakan buka puasa bersama selama Ramadan atau merayakan Idul Fitri.
Meski tidak mengadakan buka puasa bersama di Gedung Putih tahun ini, namun Presiden Donald Trump yang akhir-akhir ini giat menjalin hubungan dengan negara-negara Islam, mengucapkan selamat Idul Fitri.
CNN|INDEPENDENT|YON DEMA