TEMPO.CO, Tasikmalaya - Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror membawa seorang pria berinisial K yang tinggal di Kampung Pasirpeuti, Desa Cibanteng, Kecamatan Parungponteng, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa, 11 Juli 2017. Pria itu diduga kenal dengan Agus Wiguna, yang menjadi tersangka dalam insiden ledakan bom panci di Kampung Kubang Beureum, Kelurahan Sekeloa, Kecamatan Buah Batu, Bandung.
Cicih Sukarsih, kakak perempuan K, membenarkan adiknya pernah tinggal satu kontrakan dengan Agus. Mereka berkenalan sekitar tiga bulan lalu karena sama-sama mencari uang sebagai pedagang keliling. Adiknya menjual bubur kacang hijau, sementara Agus menjual bakso. “Dia menumpang di kontrakan adik saya,” katanya. “Ngomongnya ikut bayar kontrakan, tapi cuma sekali kasih duit."
Baca: Detik-detik setelah Bom Panci Bandung Meledak, Muncul Asap Putih
Karena itu, K akhirnya mengusir Agus. Sejak itu, keduanya tidak pernah bertemu lagi. Pada Ramadan lalu, K pulang ke rumah orang tuanya di Tasikmalaya karena sakit lever. Selama dua bulan di kampung, tidak ada gelagat aneh yang diperlihatkan. Karena itu, keluarga dan tetangga kaget saat Densus 88 datang menjemput pemuda itu. “Tidak mungkin adik saya terlibat," ujarnya.
Menurut Cicih, adiknya tidak pernah tertarik dengan gerakan kelompok radikal. Apalagi sampai terlibat aksi teror dengan membuat bom panci. Sebab, K termasuk kaum disabilitas yang memiliki kekurangan pada fungsi tangan dan kaki.
CANDRA NUGRAHA