TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Tingkat Tinggi Bersama International Monetary Fund (IMF)-Indonesia. Dalam konferensi itu, dia menekankan pentingnya kerja sama global untuk memerangi penghindaran pajak.
"Tantangan untuk mengumpulkan pajak bagi banyak negara ternyata sama. Karena itu, kebijakan untuk menghindari praktik penghindaran pajak harus dilakukan bersama dalam kerja sama internasional," katanya di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Juli 2017.
Simak: Beban Bunga SUN Turun, Ini Kata Sri Mulyani
Saat ini, kerja sama internasional telah dipelopori negara-negara G20 melalui penerapan Automatic Exchange of Financial Account Information (AEOI). "IMF ataupun World Bank banyak melakukan koordinasi kebijakan di antara berbagai negara," tuturnya.
Berbagai kerja sama tersebut, menurut Sri Mulyani, akan sangat membantu berbagai negara yang menghadapi persoalan basis pajaknya menurun. "Tererosi akibat praktik-praktik penghindaran pajak dari para pembayar pajak," ujar mantan Direktur Pelaksana World Bank itu.
Dengan AEOI, kata Sri Mulyani, data yang dimiliki negara lain dapat diakses. "Tidak peduli di mana Anda menyembunyikan aset, otoritas akan menemukan Anda. Ini sangat penting karena akan menciptakan sistem global yang lebih adil," ucapnya.
Menteri Hukum dan Keuangan Singapura Indranee Rajah menyatakan dukungannya atas berbagai kerja sama internasional yang ditempuh dalam rangka memerangi penghindaran pajak. "Kami berpartisipasi memerangi praktik-praktik kejahatan pajak," katanya.
Selain itu, menurut Indranee, Singapura telah menandatangani Multilateral Competent Authority Agreement (MCAA) atau instrumen multilateral yang memfasilitasi pelaksanaan AEOI. "Kami pun menyepakati standar pelaporan umum untuk AEOI," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI