TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia periode 1991-2002, Mas Achmad Daniri, berharap semakin banyak perusahaan yang melantai di bursa saham. Dia menilai emiten baru di pasar modal Indonesia masih sedikit.
Daniri mengingat jaman kejayaan pasar modal di bawah kepemimpinan Kepala Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Komisaris BEI, Marzuki Usman. "Dulu bisa dikatakan tiada hari tanpa go public," katanya di gedung BEI, Jakarta, Kamis, 13 Juli 2017.
Daniri menyarankan direksi dan komisaris BEI saat ini lebih meningkat upaya untuk menarik lebih banyak perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng perusahaan rintisan atau start up untuk menjadi emiten. Bursa Efek Indonesia harus terlebih dahulu mengubah pasar agar lebih terbuka kepada perusahaan kecil.
"Jangan punya kesan bahwa pasar modal hanya untuk perusahaan yang punya duit saja baru go public," kata Daniri. Menurutnya orang baru yang memiliki gagasan bagus juga membutuhkan modal.
Direktur Utama PT Bursa Tito Sulistio mengatakan pihaknya tengah berupaya membuka jalan untuk perusahaan start up. BEI telah mendirikan inkubator bagi start up untuk mempersiapkan penawaran saham. "Tahun ini kami buka tiga lagi," kata dia.
Baca: BEI: 5 Perusahaan Masuk Bursa Sebelum Lebaran
Bursa Efek Indonesia juga telah bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk menyiapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait dengan setoran modal. "Kami sudah bicara dengan IAI bahkan sudah bertemu di Solo. Kami sedang tunggu IAI," ujar Tito.
VINDRY FLORENTIN