Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Percakapan Grup Para Teroris di Aplikasi Telegram

Editor

Elik Susanto

image-gnews
Aplikasi pesan instan Telegram.
Aplikasi pesan instan Telegram.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi telah memblokir aplikasi Telegram, terhitung mulai pukul 11.00, Jumat, 14 Juli 2017. Alasannya, web ini kerap dipakai kelompok radikal untuk menebarkan ancaman dan bahkan dijadikan sarana kelompok teroris mengembangkan jaringannya.

Menurut Nava Nuraniyah, peneliti dari Institute for the Policy Analysis of Conflict (IPAC)—organisasi yang intens meneliti ekstremisme dan terorisme—sebelum memakai Telegram, para teroris memakai WhatsApp untuk berkomunikasi. Hanya, aplikasi dari Amerika Serikat ini bisa disusupi polisi sehingga perencanaan mereka bisa disadap.

Baca: Begini Bachrun Naim Manfaatkan Telegram untuk Merancang Teror

Nava pernah mencoba menyusup ke dalam grup para teroris di Telegram. Percakapannya ramai karena Telegram bisa menampung 10 ribu anggota. Ada grup besar dan grup kecil. Grup-grup besar biasanya digunakan untuk propaganda.

Jika ada pembicaraan-pembicaraan yang terkait dengan rencana teror, mereka akan membentuk grup yang lebih kecil. “Kalau pembicaraan sudah mulai vulgar, akan ada yang mengingatkan untuk melanjutkan percakapan di grup yang lebih kecil,” ujar Nava.

Di grup Telegram, kata Nava, Bachrun Naim, dedengkot teroris jaringan ISIS, biasanya mempublikasikan tanya-jawab hasil konsultasi orang-orang dengannya yang memakai jalur pribadi. “Misalnya, ada yang gagal membuat bom, lalu berdiskusi dengan Bachrun, percakapan itu ia teruskan ke grup,” ujarnya.

Baca: Aplikasi Telegram Diblokir, CEO Telegram: Itu Aneh

Tahu bahwa penggunaan Telegram populer di kalangan pengikut ISIS, polisi mencoba berkontak dengan pemilik aplikasi ini. Telegram dibuat oleh Nikholai Durov, juara pelbagai kompetisi matematika asal Rusia pada 2013. Ia mendapat sokongan dana untuk pengembangan aplikasi ini dari saudaranya, Pavel Durov, pengusaha 32 tahun yang mendirikan VKontakte—media sosial dengan jumlah pemakai terbesar di Eropa.

Saat ini pemakai Telegram diperkirakan mencapai 100 juta pengguna aktif, sebagian besar orang Iran, dengan 350 ribu pendaftar baru setiap hari. Jumlah percakapan di Telegram mencapai 15 miliar pesan per hari pada 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kendati terdaftar di Inggris dan Amerika Serikat, Durov bersaudara tak mempublikasikan alamat kantor dan laboratorium Telegram. Bahkan di situs www.telegram.org tak tercantum informasi apa pun tentang para pembuatnya. “Kami sempat ke Rusia, tapi ternyata kantor mereka pindah ke Berlin, Jerman,” kata seorang perwira polisi. Disambangi ke Berlin, para polisi hanya menemui angin dingin musim salju. Keberadaan Durov bersaudara tak terlacak.

Baca juga: Telegram Diblokir, Kemenkominfo: Digunakan Kelompok Radikal

Kementerian Komunikasi dan Informatika juga tidak tahu kantor fisik Telegram. “Kami hanya pernah berkomunikasi melalui surat elektronik,” kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan.

Komunikasi melalui surat elektronik itu, kata Semuel, dilakukan saat kementeriannya mendapatkan laporan bahwa sebuah grup atau channel terlibat dengan kegiatan terorisme. “Beberapa kali kami minta grup itu diblok, mereka melakukannya,” tuturnya.

Baca: Senang Disebut Kafir

Grup yang diikuti Nava Nuraniyah dua kali dibekukan Telegram. Namun, ketika satu grup dibekukan, para teroris itu membuat grup lain. Mereka pun meneruskan percakapan di sana. Menurut Nava, kemudahan membentuk grup di Telegram membuat pembekuan tak menghentikan percakapan para teroris, seperti pembekuan situs-situs radikal.

Kementerian Komunikasi pernah memblokir 22 situs yang dianggap menyebarkan paham radikal yang berbahaya, salah satunya Arrahmah.com. Namun saat ini situs itu ternyata beroperasi lagi. Bahkan, di versi telepon selulernya, ada banner yang mengajak bergabung dengan channel aplikasi Telegram mereka. Ketika diklik, kita akan langsung tergabung di saluran itu. “Kami akan cek lagi,” kata Semuel.

GADI MAKITAN| MBM TEMPO

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

2 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas


Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

21 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Telegram Diduga Digunakan untuk Rekrut Orang Bersenjata dalam Penembakan Moskow

Telegram diduga digunakan untuk merekrut orang-orang bersenjata yang menjadi pelaku penembakan gedung konser Balai Kota Crocus di luar Moskow.


Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

23 hari lalu

Logo Telegram. Istimewa
Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.


Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

23 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Serangan Teror di Rusia, Kremlin: Tidak Ada Negara yang Kebal dari Terorisme

Juru bicara Kremlin menepis adanya kegagalan dinas keamanan Rusia dalam mencegah penembakan di Moskow.


Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

24 hari lalu

Saidakrami Murodali Rachabalizoda, tersangka penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus, duduk di balik dinding kaca kandang terdakwa di pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang


Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

24 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Beredar Video Interogasi Brutal Empat Pria Tersangka Serangan Moskow

Video interogasi brutal empat tersangka serangan Moskow yang belum terverifikasi beredar luas, salah satu tersangka ada yang menggunakan kursi roda.


Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

30 hari lalu

Sestama BNPT Ajak Seluruh Pihak Dukung Pembaharuan Perpres RAN PE

Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI), Bangbang Surono, mengharapkan dukungan dari semua pihak agar pembaharuan Perpres RAN PE bisa berjalan dengan lancar.


Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

31 hari lalu

M.Sobur, terpidana 12 tahun penjara kasus UU Perlindungan Anak. Foto: istimewa
Cerita Shobur Membangun Jaringan Pornografi Anak Lintas Negara di Grup Telegram

Terpidana kasus jaringan pornografi anak Muhamad Shobur menceritakan bagaimana ia membuat jaringan pornografi anak melalui aplikasi Telegram.


Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

31 hari lalu

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024.TEMPO/AYU CIPTA
Puncak Gunung Es Pornografi Anak di Indonesia, Terbongkar Karena Informasi dari FBI

Kasus pornografi anak di Indonesia ibarat puncak gunung es yang melibatkan jaringan internasional. Terbongkar setelah ada informasi dari FBI.


Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

31 hari lalu

Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta  mengungkap jaringan  internasional penjualan  video pornografi yang libatkan  anak-anak  di bawah umur. Sabtu, 24 Februari 2024. TEMPO/AYU CIPTA
Polisi Ungkap Kode Transaksi Jual Beli Konten Pornografi Anak di Media Sosial

Terdapat kode khususn yang diberikan saat seorang pelaku ingin membeli konten video pornografi anak.