Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pembangunan TPPAS Nambo, Pemerintah Beri Kerohiman 15 Penggarap

Editor

Ali Anwar

image-gnews
Seorang pekerja memindahkan sampah menggunakan alat berat di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, 5 Januari 2016. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Seorang pekerja memindahkan sampah menggunakan alat berat di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, 5 Januari 2016. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Bogor - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya menyerahkan uang kerohiman kepada 15 orang penggarap di lahan Perhutani yang dijadikan Tempat Pembuangan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional di Desa Lulut-Nambo, Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Pandji Ksatriadji, mengatakan uang kerohiman yang diserahkan kepada penggarap sebesar Rp 600 juta. Langkah ini dilakukan, kata Pandji, untuk mempercepat pembangunan tempat sampah terpadu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok.

Baca: Gubernur Aher Minta Groundbreaking TPA Nambo Segera Dilakukan

Sebelumnya, TPPAS Lulut Nambo menghadapi kendala dalam persoalan lahan Perhutani yang digarap warga setempat selama bertahun-tahun. "Dari 15 penggarap lahan milik Perhutani, hanya satu penggarap yang tidak datang saat pembayaran uang kerohiman, karena ada keperluan. Tapi dia sepakat dengan pembayaran ini," kata Pandji, Ahad, 16 Juli 2017.

Menurut Pandji, uang kerohiman itu telah dibayarkan pada pekan lalu. Tahun 2017, kata Pandji,  menjadi tahun terakhir penerimaan uang kerohiman. Jika para penggarap tidak mau mengambil setelah undangan ketiga, maka uang tersebut dianggap hangus. "Kalau tidak diambil maka uang ini kembali ke kas daerah dan penggarap tidak akan mendapatkan uang kerohiman," ujar Pandji.

Awalnya, kata Pandji, para penggarap menolak dan tidak mau menerima uang kerohiman dari pemerintah. “Karena mereka anggap terlalu kecil," kata Pandji. Namun, setelah dilakukan sosialisasi dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta Kepolisian Daerah Jawa Barat dan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat memediasi dengan para penggarap, " akhirnya mereka pun menerima uang itu," kata Pandji.

Pandji mengatakan, besaran nominal uang kerohiman yang diterima oleh masing-masing penggarap berdasarkan perhitungan tim apraisal Pemerintah Jawa Barat. Namun Pandji tidak menyebutkan harga per meternya. "Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menginginkan pembangunan tersebut secara clean and clear atau tanpa hambatan dari semua pihak, termasuk para penggarap," kata Pandji,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Pandji, saat ini pembangunan TPPAS Lulut Nambo sedang berlangsung oleh PT Jabar Bersih Lestari. Perusahaan ini adalah pemenang tender yang memiliki dana di bank sebagai garansi senilai total 30 persen (dari biaya pembangunan)," kata Pandji.

Dengan pemberian uang kerohoman, Pandji menambahkan, maka pembangun TPPAS Lulut Nambo tidak terkendala lagi, sehingga sudah dapat dioperasikan pada 2018. "Kami berharap keberadaan tempat tersebut bisa menjadi salah satu solusi permasalahan penimbunan sampah di Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bogor," kata Pandji.

Baca juga: Pembangunan TPPAS Lulut Nambo Segera Dimulai

Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Bogor, Kukuh Sri Widodo, mengapresiasi penyelesaian pemberian uang kerohiman tersebut. Namun, di sisi lain, Kukuh berpendapat permasalah yang terjadi dalam proses pemberian uang tersebut dianggap sebagai bentuk ketidakseriusan pemerintah.

M SIDIK PERMANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Kabupaten Bogor Minta Masyarakat Waspadai Hepatitis Akut

11 Mei 2022

Hepatitis akut yang saat ini tengah menjangkit di sejumlah negara berbeda dari penyakit hepatitis lainnya karena penyebabnya belum diketahui.
Pemerintah Kabupaten Bogor Minta Masyarakat Waspadai Hepatitis Akut

Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor meminta masyarakat waspada hepatitis akut. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi mengatakan hepatitis akut sedang marak namun belum diketahui penyebab


Kabupaten Bogor Fokus Penanggulangan Kemiskinan Akibat Pandemi Covid-19

9 Desember 2020

Ilustrasi kemiskinan. Dok. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Kabupaten Bogor Fokus Penanggulangan Kemiskinan Akibat Pandemi Covid-19

Saat ini angka kemiskinan Kabupaten Bogor naik menjadi 9,26 persen dari sebelumnya 7,14.


Longsor Sukajaya: Pemkab Bogor Bangun 2.704 Hunian Sementara

22 April 2020

Warga bergotong royong membangun rumah baru karena sudah tidak betah tinggal di tenda pengungsian di Cileuksa, Sukajaya, Kabupaten Bogor, Rabu 5 Februari 2020. TEMPO|M.A Murtadho
Longsor Sukajaya: Pemkab Bogor Bangun 2.704 Hunian Sementara

Pemerintah Kabupaten Bogor membangun hunian sementara bagi warga Sukajaya yang menjadi korban longsor pada awal tahun ini.


Cegah Virus Corona, PNS Bogor Hapus Absensi dengan Sidik Jari

18 Maret 2020

Dahnil Anzar Simanjuntak menulis lembar absensi saat akan diperiksa terkait kasus dugaan korupsi dana Apel dan Kemah Pemuda Islam 2017 di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 7 Februari 2019. Pemeriksaan ini sehubungan dengan kasus dugaan korupsi penggunaan anggaran dalam kegiatan tersebut. TEMPO/M Taufan Rengganis
Cegah Virus Corona, PNS Bogor Hapus Absensi dengan Sidik Jari

Pemerintah Kabupaten Bogor menerapkan absensi manual untuk mencegah penularan virus Corona. Semula memakai absensi sidik jari.


Bogor Rentan Longsor, Pemkab Akan Sisir Bangunan Warga

21 Februari 2020

Sisa banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Banar, Kecamatan Sukajaya, Bogor, Jawa Barat, Selasa, 7 Januari 2020. TEMPO/Amston Probel
Bogor Rentan Longsor, Pemkab Akan Sisir Bangunan Warga

Pemerintah Kabupaten Bogor akan menyisir bangunan warga yang rawan terkena longsor.


Korban Longsor Sukajaya Butuh Rp 105 M untuk Pemulihan

15 Februari 2020

Prajurit TNI AD berjalan di lokasi bencana tanah longsor Kampung Sinar Harapan, Desa Harkat Jaya, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 13  Januari 2020. Basarnas menyatakan pencarian tiga korban tanah longsor di kampung tersebut dihentikan karena kondisi medan dan cuaca menjadi kendala. ANTARA
Korban Longsor Sukajaya Butuh Rp 105 M untuk Pemulihan

Pemkab Bogor meminta dana bantuan kepada Gubernur Jawa Barat untuk pembangunan infrastruktur pasca longsor Sukajaya.


Jokowi Minta Relokasi Korban Longsor, Pemkab Siapkan 81 Ha Lahan

5 Februari 2020

Presiden Joko Widodo alias Jokowi (tengah) ikut menanam tanaman di Desa Pasir Madang, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin 3 Februari 2020. Dalam kunjungan di lokasi bencana longsor ini, presiden menanam tanaman akar wangi dan durian yang dipercaya bisa mencegah longsor. TEMPO/Subekti.
Jokowi Minta Relokasi Korban Longsor, Pemkab Siapkan 81 Ha Lahan

Presiden Jokowi minta korban longsor Sukajaya pindah dari daerah rawan. Bupati Bogor sudah menyiapkan lahan.


Kota Bogor Minta 6 Kecamatan di Kabupaten, Bupati: Belum Ngobrol

16 Juli 2019

Bupati Bogor Ade Yasin. Tempo/Ade Ridwan
Kota Bogor Minta 6 Kecamatan di Kabupaten, Bupati: Belum Ngobrol

Pemerintah Kota Bogor ingin meminta enam kecamatan yang saat ini masuk ke Kabupaten Bogor.


Sentul City Belum Laksanakan Putusan MA, Ini Keinginan Warga

6 Juli 2019

Sejumlah polisi berjaga saat aksi demo mengenai dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan pengembang PT. Sentul City Tbk di depan Istana Negara, Jakarta, 30 April 2018. Aksi tersebut dilakukan agar pemerintah mengetahui berbagai permasalahan di sentul city selama 20 tahun. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sentul City Belum Laksanakan Putusan MA, Ini Keinginan Warga

Sentul City belum kunjung melaksanakan putusan MA, malah dituding mau nagih biaya pemeliharaan dan perbaikan lingkungan kepada warga.


Atasi Banjir Jakarta, Anies akan Bangun Banyak Kolam Retensi

29 April 2019

Pasca banjir yang melanda Jakart akibat luapan Sunga Ciliwung, pekan lalu. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan didampangi Walikota Bogor Bima Arya mengunjungi Bendung Katulampa, Senin, 8 Februari 2018.
Atasi Banjir Jakarta, Anies akan Bangun Banyak Kolam Retensi

Anies mengatakan akan bekerjasama dengan pemerintah di hulu, termasuk dalam pembangunan kolam retensi.