TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Pulau Jawa mencapai 14,79 juta orang pada Maret 2017.
Dari sisi jumlah, angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk miskin masih terkonsentrasi di pulau Jawa, sedangkan jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan.
Menurut kepala BPS Suhariyanto, pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di lndonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 persen dari jumlah total penduduk). "Tentang jumlah, kami maklum bahwa jumlah penduduk miskin terbesar berada di Pulau Jawa, karena jumlah penduduk terbesar juga di Pulau Jawa," kata Suhariyanto di Kantor BPS, Senin, 17 Juli 2017.
Simak: BPS: Jumlah Orang Miskin di Perkotaan Naik
Dalam data BPS, persentase penduduk miskin terbesar masih berada di wilayah Pulau Maluku dan Papua yaitu sebesar 21,45 persen atau 1,52 juta penduduk. Lalu Bali dan Nusa Tenggara sebesar 14,71 persen atau 2,12 juta orang, Sulawesi sebesar 11,05 persen atau 2,12 juta orang, dan Sumatera 10,97 persen atau 6.23 juta orang.
Adapun untuk pulau Jawa, dari jumlah 14,79 juta orang, namun persentasenya terhadap jumlah seluruh penduduk di pulau Jawa hanya sebesar 10.01 persen. Pulau Kalimantan menjadi pulau dengan persentase penduduk miskin paling rendah yakni 6,25 persen atau 990 ribu orang.
Jika dilihat dari persentase tersebut, jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di wilayah pedesaan. Kesenjangan tertinggi antara desa dan kota tertinggi terjadi di Papua. Dari jumlah penduduk miskin sebesar 1,52 juta orang, sebanyak 1,40 juta tinggal di daerah pedesaan, dan 120 ribu orang di perkotaan.
Disusul oleh Bali dan Nusa Tenggara, jumlah pendududuk miskin di desa sebanyak 1,52 juta dan di kota 600 ribu orang. Di Sulawesi, jumlah penduduk miskin di desa sebanyak 1,72 juta, dan di kota sebesar 400 ribu orang. Di Jawa, jumlah penduduk miskin sebanyak 7,65 tinggal di desa, dan 7,14 juta tinggal di kota.
Adapun penduduk miskin di Pulau Sumatera, sebanyak 4,11 juta orang tinggal di desa, dan 2,11 juta tinggal di desa. Kesenjangan terendah terjadi di Kalimantan, dengan jumlah penduduk miskin di desa sebesar 700 ribu, dan di kota sebanyak 290 ribu.
Menurut Suhariyanto, dari jumlah penduduk miskin pada Maret 2017 sebanyak 73 persennya disumbangkan oleh faktor makanan. "Dengan melihat kontribusi, kita harus menjaga supaya harga bahan makanan pokok yang banyak dikonsumsi penduduk miskin harus stabil, kalau tidak maka akan berpengaruh kepada peningkatan jumlah penduduk miskin," tutur Suhariyanto.
DESTRIANITA