TEMPO.CO, Jakarta - Target pemasukan sponsor untuk Asian Games 2018 yang dibidik oleh Indonesian Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) adalah sebesar Rp 1 triliun. Sejumlah 3 produk asing sudah melakukan kesepakatan dengan Dewan Olimpik Asia (OCA), dan Erick Thohir sebagai Ketua Inasgoc masih menunggu kesepakatan dengan sponsor lain.
Selain soal dana, Erick juga menjelaskan soal keberadaan pada pensiunan pejabat militer dalam kepanitiaan Asian Games 2018.
Berikut adalah petikan wawancana Erick dengan wartawan Tempo Sapto Yunus, Reza Maulana, dan Indra Wijaya, pekan lalu berkaitan dengan pergelaran Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Berapa target dana dari sponsor?
Kami targetkan total sponsor Rp 1 triliun. Sudah ada Ssang Yong, 361 Degrees (perusahaan peralatan olahraga asal Cina), dan Swiss Timing, yang tanda tangan dengan OCA. Kami sedang tunggu jumlah dana dan barter yang kami dapatkan. Kami harapkan dana lain dari badan usaha milik negara dan swasta nasional.
Ada kesan peran Jusuf Kalla kelewat besar....
Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 2017 tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games XVIII memang seperti itu. Beliau punya berbagai pemikiran, tapi detailnya lebih di kami.
Apa saja kewenangan dewan pengarah?
Seperti penentuan struktur organisasi level ketua dan deputi, harus ada persetujuan mereka. Saya hanya boleh mengangkat dan memberhentikan level staf.
Anda merasa kewenangan dilampaui dewan pengarah?
Tidak. Justru saya sangat mendapat support dari Pak JK, juga Pak Sjafrie Sjamsoeddin, bekas wakil menteri pertahanan, yang menjadi Wakil Ketua Inasgoc. Mereka expert di bidang pemerintahan dan keuangan negara. Maka saya, yang latar belakangnya murni swasta, bisa berfokus ke bisnis dan praktis, bukan administratif.
Itukah tujuan perubahan struktur panitia Asian Games 2018?
Perubahan struktur kemarin diputuskan Presiden Joko Widodo. Setelah itu, Pak JK memanggil dan tanya saya perlu bantuan apa. Saya sampaikan saya lemah di birokrasi dan sistem keuangan negara. Diutuslah Pak Sjafrie, juga Pak Eris Herryanto, mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, sebagai sekretaris jenderal.
Kenapa banyak militer?
Bukan berarti lebih banyak militer. Di keuangan, misalnya, ada 50-an orang, dari militer hanya 3. Sisanya dari Kementerian Keuangan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan lainnya.
Ada pertimbangan keamanan sehingga memasukkan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia?
Tidak. Lebih karena mereka punya cara berpikir berbeda dari birokrasi lain dan swasta. Ini tugas negara dan harus langsung diselesaikan. Sebab, keadaannya sudah mendesak dan perlu percepatan.
Untuk kelanjutan wawancara Erick Thohir soal Asian Games 2018 simak terus di kanal Sport Tempo.co.
DON