Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komunitas Warsi: 25 Tahun Lagi Hutan di Sumatera Bisa Punah

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Tumpukan kayu yang diduga hasil pembalakan liar tampak di hutan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Riau, 24 Februari 2017. Operasi terpadu tersebut dilakukan oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera bersama TNI dan Polri. ANTARA/FB Anggoro
Tumpukan kayu yang diduga hasil pembalakan liar tampak di hutan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Riau, 24 Februari 2017. Operasi terpadu tersebut dilakukan oleh Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah II Sumatera bersama TNI dan Polri. ANTARA/FB Anggoro
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Berdasarkan hasil pengamatan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi kondisi hutan yang masih tersisa di Pulau Sumatera, bila tidak ada tindakan tepat, maka dalam kurun waktu 25 tahun mendatang bakal habis atau punah.

Sepanjang kurun waktu 25 tahun sebelumnya, Pulau Sumatera kehilangan hutan lebih dari 9 juta hektare. 
 
"Tahun 1990, tutupan hutan pulau Sumatera masih lebih dari 20 juta hektare. Namun pada 2015 tinggal 11 juta hektare atau sekitar 44 persen.   Jika kondisi ini masih berlanjut dan tidak ada upaya nyata, maka 25 tahun ke depan tidak akan ada lagi hutan di Sumatera," kata Anggota Dewan Pengawas Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, Sukri Sa'ad, Jumat, 21 Juli 2017.

Baca : Sidak Perambah Liar di Cagar Biosfer, 1 Pelaku Diringkus  
 
Menurut Sukri, berdasarkan analisis Citra Satelit Lansat TM 8 yang dilakukan Warsi, tahun 2015, lahan kritis atau areal terbuka meningkat jadi 556 persen. Peningkatan ini akibat dibukanya areal perkebunan sebanyak 141 persen dan bidang Hutan Tanaman industri 381 persen.
 
Kehilangan hutan dalam jumlah yang signifikan ini telah membawa dampak pada masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar hutan. “Kehidupan mereka menjadi termarginalkan, serta akses dan keterlibatan masyarakat mengelola hutan," ujarnya.
 
Dampak lainnya yang muncul adalah kerusakan ekologi dan hilangnya plasma nutfah dan cadangan biodiversity penting, kondisi ini memicu bencana ekologis dan perubahan iklim. 
 
Warsi mencatat dalam kurun 2010 - 2016 tercatat korban meninggal akibat banjir dan longsor 46 orang dan korban meninggal akibat bencana penambangan illegal tercatat 55 orang dalam kurun 2012 - 2016.
 
Dampak lain yang timbul, yakni mengakibatkan konflik lahan yang tidak kunjung terurai. Tercatat konflik di Jambi  tahun 2013, sebanyak 23 kasus, 2014 sebanyak 16 kasus, 2015 dengan 25 dan tahun  2016 terjadi delapan kasus.

Simak juga : Balai Tesso Nilo Siapkan Desain Ekowisata di Hutan Tersisa
 
“Konflik lahan ini, semuaya melibatkan perusahaan besar Hutan Tanaman Industri dan perkebunan sawit, di antaranya, Sinar Mas Group melalui perusahaan PT WKS, PT BKS, dan PT KDA. Kemudian dengan perusahaan bernaung pada Harum Group melalui anak lerusahaannya PT MAP, PT CHS, dan PT SHM. selanjutnya Barito Group dengan nama PT LAJ, terakhir dengan perusahaan naungan Astra Group, yakni PT SAL,” ujarnya.
 
Warsi sendiri sudah menyusun outlook untuk percepatan pemulihan hutan, diantaranya berhadapan  dan menentang rezim perizinan yang akan berkontribusi meningkatkan laju deforestasi, mendukung upaya pemerintah untuk percepatan capaian Perhutanan Sosial 12,7 hektare hutan dan restorasi dua juta hektare gambut, Memperjuangkan moratorium perizinan hutan, memperjuangan redistribusi lahan untuk suku adat marginal, Melakukan pendampingan dan advokasi secara menyeluruh.
 
SYAIPUL BAKHORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

27 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

28 hari lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

28 hari lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

28 hari lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

30 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.


Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

34 hari lalu

Penggundulan hutan di India. [www.nature.com]
Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

Hari Hutan Internasional diperingati setiap 21 Maret. Sejarahnya dimulai 2012 yang diprakarsai oleh PBB untuk membantu dan mendukung konservasi hutan


Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

35 hari lalu

Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.


OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

37 hari lalu

Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Bambang Susantono saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 18 Maret 2024. Rapat tersebut beragendakan perkenalan Kepala Otorita IKN beserta jajarannya dan pemaparan progres pembangunan IKN. TEMPO/M Taufan Rengganis
OIKN Klaim 65 Persen Kawasan IKN akan Menjadi Hutan Tropis

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan 65 persen kawasan IKN akan bisa dijadikan hutan tropis kembali.


Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

38 hari lalu

Seekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) mengamuk dan mengalami gigi taring patah karena mengigit kandang besi saat masuk perangkap di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Jangan Kabur, Ini 6 Tips Menyelamatkan Diri saat Bertemu Harimau

Saat sedang pergi ke hutan atau gunung dan bertemu harimau, sebaiknya jangan panik. Berikut beberapa tips menyelamatkan diri saat bertemu harimau.


Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

53 hari lalu

Petugas berupaya memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 15 Januari 2022. ANTARA/HO-UPT Damkar Bintan Timur
Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?