TEMPO.CO, Banjarmasin - Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Cabang Banjarmasin, mengalokasikan belanja modal pembelian tower set senilai Rp 35 miliar pada 2017. Pembelian peralatan navigasi udara ini menyusul revitalisasi Bandara Syamsudin Noor yang mulai digarap sejak Mei lalu.
General Manager AirNav Cabang Banjarmasin, Hartoyo, mengatakan kebutuhan alat baru navigasi sangat mendesak demi mendukung terminal baru Bandara Syamsudin Noor. Selain itu, wajah terminal baru bandara akan menggeser kantor AirNav dan peralatan navigasi. Saat ini, tower navigasi dan kantor AirNav berdiri di seberang selatan bandara, dan akan dipindah ke sisi utara terminal atau daerah lapangan tembak TNI-AU.
“Alat baru sudah mendesak, kami juga mengikuti terminal baru agar keselamatan penerbangan terjamin. Air Traffic Control (ATC) harus bisa meyakinkan kiri dan kanan pesawat dalam kondisi clear,” ujar Hartoyo di sela peresmian Program Siswa Mengenal Nusantara 2017 di Kota Banjarmasin, Ahad 23 Juli 2017.
Baca juga: Bandara Ahmad Yani Baru Dirancang Eco Airport
Ia mengatakan pergeseran alat navigasi untuk mempermudah petugas ATC melihat posisi pergerakan pesawat secara visual. Sebab, Angkasa Pura I bakal memperluas area apron pesawat ke sisi timur terminal.
“Angkasa Pura masih menyiapkan tanahnya, mungkin pembangunannya mulai tahun depan. Kalau bangunan kantornya (usulan) tahap kedua tahun 2018,” Hartoyo berujar.
Menurut dia, perluasan apron memang jauh lebih mendesak ketimbang memperpanjang landasan pacu. Saat ini apron tidak mumpuni menampung unit pesawat yang melayani rute dari dan ke Banjarmasin. “Kapasitas apron perlu diperlebar,” ujar Hartoyo.
Adapun Direktur Keuangan AirNav, Triyana mengatakan sudah mengalokasikan investasi pembelian alat baru navigasi sebanyak Rp 2,1 triliun pada 2017. Menurut Triyana, modernisasi alat baru navigasi sangat mendesak di sejumlah bandara. Duit sebanyak itu salah satunya untuk pembelian tower sett dan Air Trafic System (ATS) di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru.
Baca: Areal Parkir Pesawat Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Kebanjiran
Pada semester satu tahun 2017, Triayana mengatakan sudah membelanjakan separuh duit dari Rp 2,1 triliun ini. “Angka Rp 2,1 triliun ini ada sebagian bawaan tahun lalu. Ada karena fisik belum rampung, tapi alat sudah dibeli. Penempatan ada di Pekanbaru, Samarinda, Manado, dan beberapa kota lain,” kata Triyana.
Di era teknologi saat ini, menurut dia, fisik alat navigasi bukan hal esensial, tapi perlu kelengkapan peralatan navigasi udara. Itu sebabnya, alat navigasi mesti menyesuaikan jenis pesawat dan kategori bandara. “Kalau panjang landasan pacu hanya 600 meter, enggak perlu alat yang canggih,” kata Triyana.
DIANANTA P. SUMEDI