TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan ALSEMAT (Yayasan Alumni Seminari St. Yohanes Berkhmans Todabelu Mataloko) yang merupakan panitia pelaksana atau organizer untuk lomba balap sepeda Tour de Flores (TdF) yang dilaksanakan pada 14 -19 Juli 2017, masih memiliki kewajiban pembayaran utang lebih dari Rp 1 miliar.
Utang tersebut harus dibayarkan kepada Indonesia Grand Prix (IGP) yang merupakan konsultan & race management TdF 2016, yang digelar 16-23 Mei, dan sejumlah vendor lainnya dari Banyuwangi seperti Trinity (CV Marcapada), yaitu vendor produksi dan transportasi.
“Pada awalnya kerja sama IGP dan vendor lainnya dengan Yayasan ALSEMAT sangatlah bagus. Toh kami juga bertekad agar TdF berjalan dengan baik dan lancar. Namun saat event berlangsung, banyak kekurangan dana yang tidak bisa ditutupi oleh Yayasan ALSEMAT. Maka demi kelancaran TdF 2016, mau tidak mau IGP (di bawah PT Mitra Lintas) menalangi kekurangan,” jelas Mitra Vinda - Direktur IGP.
Baca: Pembalap Prancis, Thomas Lebas, Juarai Tour de Flores 2017
Ketua Yayasan ALSEMAT adalah Yustinus B. Solakira dan Sekretaris Umum adalah Alex Dungkal. Chairman Tour de Flores adalah Primus Dorimulu, dan Managing Director 1 adalah Yustinus B. Solakira dan Managing Director 2 adalah Faustinus Wundu.
Pasca TdF 2016, IGP menunggu pembayaran dari Yayasan ALSEMAT yang seharusnya diterima sesuai dengan kontrak, berikut tagihan-tagihan lainnya. Kepada IGP dan vendor lainnya, pihak Yayasan ALSEMAT berjanji untuk membayarkan, namun setelah beberapa bulan, janji tidak pernah terealisir.
“Kami anggap Yayasan ALSEMAT bersikap apatis dan karena itu kami buka persoalan ini melalui media massa. Kami terus menunggu Yayasan ALSEMAT untuk menyelesaikan kewajibannya dalam waktu satu dua bulan ke depan, walaupun hingga kini tidak ada respons dari pihak merek. Jika masih tidak ada tanggapan, mungkin lebih baik kami menempuh jalur hukum,” ujar Vinda mengingatkan.
Baca: Panitia Targetkan Tour de Flores diikuti Peserta dari 30 Negara
Pihak Yayasan ALSEMAT mengakui dan menyadari kewajibannya untuk membayar utang tersebut setelah penyelenggaraan TdF 2016. Berkali-kali pula pihak Yayasan ALSEMAT dan panitia lainnya menjanjikan untuk memenuhi kewajibannya, namun ternyata sampai dengan detik ini, hanya janji.
Surat pemberitahuan hingga surat peringatan telah dikirimkan ke Yayasan ALSEMAT, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hingga akhirnya, Yayasan ALSEMAT kembali menggelar balap sepeda TdF pada 14 -19 Juli 2017 lalu.
DON