TEMPO.CO, Depok - Rencana Pemerintah Kota Depok mengurai kemacetan dengan menerapkan sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika ditanggapi pesimistis oleh pedagang yang ada di jalan tersebut. Andri, 29 tahun, penjaga toko perlengkapan olahraga mengatakan kebijakan itu malah akan menambah kemacetan. "Bisa-bisa jadi tambah macet di pertigaan Dewi Sartika-Kartini-Margonda," kata Andri, Selasa, 25 Juli 2017.
Ia memperkirakan penerapan sistem satu arah bakal menimbulkan kemacetan yang lebih panjang di persimpangan Sengon dan Dewi Sartika-Kartini. Padahal, kata dia, kemacetan parah di Jalan Dewi Sartika dan Nusantara hanya terjadi pada akhir pekan.
"Kalau hari biasa macetnya masih tetap bergerak. Saran saya lebih baik tidak perlu dibuat sistem satu arah," ucapnya. "Kemacetan terjadi karena rel kereta sering buka tutup."
Menurutnya, pemerintah mesti menyiapkan petugas lebih banyak untuk mengatur lalu lintas di akhir pekan. Sejauh ini, ia melihat kinerja petugas pengatur lalu lintas di Depok, masih minim. "Kalau macet total baru ada. Itu pun tidak maksimal," kata dia.
Baca juga:Setahun Wali Kota Depok, Margonda Masih Semrawut
Sumardi, 48 tahun, pemilik toko elektronik di Jalan Dewi Sartika, menjawab senada dengan Andri. Menurutnya, kemacetan akan terjadi di simpang jalan tersebut, karena pertemuan titik kendaraan dari sistem satu arah itu. "Nanti yang dari Kartini tidak bisa masuk ke Dewi Sartika, pengalihan arus ini akan menumpuk di pertigaan Dewi Sartika-Kartini," ujarnya.
Menurut Sumardi, solusi mengatasi kemacetan di wilayah tersebut adalah dengan memperbaiki infrastruktur. "Bangun jalan layang, karena ada perlintasan sebidang rel kereta api di sana," ujarnya.
Ia mengungkapkan kemacetan di Dewi Sartika hanya terjadi di jam sibuk pada pagi hari mulai pukul 06.00-09.00. Sedangkan pada sore hari pukul 17.00-19.00. "Setelah itu lancar. Kecuali Sabtu-Minggu, memang sudah tradisi macetnya," ujarnya.
Sumardi menambahkan sebagai warga Depok, dirinya akan mengikuti kebijakan pemerintah untuk mencoba sistem ini. Namun, kalau sistem ini tidak efektif, "pemerintah jangan memaksakan."
Sebaiknya, kata dia, Depok mulai mengkaji jumlah volume kendaraan di kota ini. Bahkan, jika perlu, lanjutnya, pemerintah pusat mesti menerapkan aturan usia kendaraan. "Larang kendaraan yang sudah berusia 15 tahun di jalan," ujarnya. "Dan buat sistem transportasi terintegrasi yang murah."
Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Depok Ari Menggala mengatakan sistem satu arah di Jalan Dewi Sartika-Margonda sudah final. "Mulai diberlakukan Sabtu pekan ini. Tapi, memang masih uji coba," ujarnya.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menerapkan aturan ini. Bahkan, sejak Senin kemarin, Dinas Perhubungan telah menyebar 20 spanduk dan 1.000 leaflet sosialisasi sistem satu arah untuk mengantisipasi kemacetan.
Selain itu, Dishub juga telah menyiapkan pagar portabel untuk menutup sejumlah putaran dan median di persimpangan. Ditambah akan ada 120 petugas pengendalian dan operasi, serta 60 petugas Dishub Terminal Depok, untuk membantu mengatur lalu lintas. "Perencanaan sudah dimatangkan."
Ia menambahkan sistem satu arah akan mulai diberlakukan sekitar pukul 04.00 WIB, Sabtu 29 Juli 2017. "Jumat malam kami akan kumpulkan petugas, dan mulai menyiapkan beberapa kebutuhan untuk penutupan sejumlah jalan karena akan diberlakukan sistem satu arah ini," katanya.
IMAM HAMDI