Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Takut Haram, 8 Sekolah di Yogya Menolak Ikut Imunisasi

image-gnews
Seorang siswa menahan sakit saat disuntik imunisasi Difteri Tenanus (DT) dan Tetanus difteri (Td) oleh petugas kesehatan di SDN Torongrejo II, Temas, Batu, Jawa Timur, (14/11). TEMPO/Aris Novia Hidayat
Seorang siswa menahan sakit saat disuntik imunisasi Difteri Tenanus (DT) dan Tetanus difteri (Td) oleh petugas kesehatan di SDN Torongrejo II, Temas, Batu, Jawa Timur, (14/11). TEMPO/Aris Novia Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kantor Wilayah Kementerian Agama  DI Yogyakarta  menemukan delapan sekolah menyatakan menolak mengikuti program imunisasi campak atau Measles Rubella. "Yang menolak itu sebenarnya sekolahnya, bukan siswanya. Siswanya nggak ada masalah, sekolahnya yang protektif," ujar Kepala Kanwil Kemenag DIY Lutfi Hamid, Kamis, 27 Juli 2017.

Lutfi menuturkan, sekolah yang menolak imunisasi itu seluruhnya dikelola swasta setingkat SD dan SMP, seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS).  Sekolah itu tersebar di Kabupaten Sleman, Kota Yogya dan Kabupaten Bantul.

Baca: Bunda, Jangan Lupa Imunisasi Measles Rubella Bulan Depan

"Saat kami datangi bersama Dinas Kesehatan mereka menolak karena takut ada unsur haram dalam bahan imunisasi itu. Kami tegaskan dan menjamin tak ada yang haram, ini demi kesehatan," ujar Lutfi.

Lutfi tak habis pikir mengapa sekolahi itu menggunakan orientasi ideologis menyikapi persoalan kesehatan. Pengelola sekolah, kata dia, takut bahan imunisasi mengandung unsur haram seperti minyak babi.

Sekolah yang menolak imunisasi ada juga yang berasalan bahwa manusia sejak dilahirkan sudah punya sistem kekebalan tubuh sendiri sehingga tanpa imunisasi pun regenerasi manusia tetap berjalan. Sedangkan sekolah lainnya menolak imunisasi dengan alasan bahwa ada produsen obat asing sedang menjalankan bisnis bidang kesehatan.

Simak: Orang Tua Bisa Dijerat Pidana Jika Tak Imunisasi Anak

"Sekarang ini sesuatunya serba transparan, jika suatu barang sudah diketahui dan dibuktikan indikator keharamannya tidak ada maka kita anggap halal. Begitulah cara kita beragama," ujar Lutfi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski sejumlah sekolah sempat menolak, Lutfi menuturkan pihaknya telah melakukan pendekatan agar sekolah yang menolak yakin jika imunisasi ini demi kesehatan peserta didik semata, tak ada kepentingan lain. “Yang menolak sekarang sudah mau, kami akan pantau sampai program dilaksanakan,” ujarnya.

Imunisasi campak dilaksanakan  untuk mengantisipasi penyebaran virus Rubella. Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta agar program imunisasi campak tetap berjalan sesuai rencana. “Terkait warga yang menolak, kami minta dilakukan pendekatan dan komunikasi lebih intens. Ini hanya persoalan komunikasi,” ujar Sultan.

Lihat: Ini 3 Vaksin Tambahan untuk Program Nasional Imunisasi Dasar

Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DIY, terdapat 571.398 siswa di 4.211 sekolah yang menjadi target program imunisasi. Pemerintah DIY menargetkan 95 persen siswa bisa diimunisasi. Pada 2016 lalu, Dinas Kesehatan DI Yogyakarta mencatat terjadi 176 kasus campak dan rubella muncul.

Presiden Jokowi sendiri pada 1 Agustus 2017 mendatang rencananya akan menghadiri pelaksanaan program imunisasi serentak oleh Pemerintah DIY itu di MTS Negeri 10 Sleman, Yogyakarta.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

2 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

3 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

10 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

21 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.


3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

29 hari lalu

Diskusi tema Sinergi Program Keluarga SIGAP Lintas Sektor Untuk Transformasi Kesehatan/Sigap
3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?


5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

30 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Jalan Siwalankerto Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi polio tahap dua dilakukan setelah penerima sudah mendapatkan imunisasi tahap satu sebagai upaya menyukseskan program pemerintah pemberian imunisasi polio dalam menanggulangi kejadian luar biasa (KLB). ANTARA FOTO/Didik Suhartono
5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

Orangtua perlu untuk mengedukasi anaknya bahwa pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan tidaklah semenakutkan bayangannya.


Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

30 hari lalu

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

35 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

35 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.


Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

58 hari lalu

Pasien penderita kusta di Rumah Sakit Anandaban Leprosy Mission di Lele, Nepal, 24 Januari 2015. (Omar Havana/Getty Images)
Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.