TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara bersafari menemui para pemuka berbagai agama guna membahas penanganan konten negatif di media sosial.
"Konten negatif tidak bisa hanya melalui pemblokiran di hilir. Itu seperti menyembuhkan orang sakit dengan disuntik, dikasih obat, dan sebagainya. Kita harus ke hulu bagaimana membuat orang sehat. Nah, salah satu upayanya adalah melalui pendekatan tokoh agama," katanya di Jakarta, Kamis, 27 Juli 2017.
Ia meyakini pendekatan kemasyarakatan dapat lebih efektif, terutama dari para pemuka agama, mengingat masyarakat Indonesia yang agamis.
"Saya yakin, dari sisi agama, tidak ada yang menganjurkan untuk, katakanlah, melemparkan konten-konten negatif di media sosial. Pasti itu, saya yakin, sebagai masyarakat yang beragama akan mendengar apa kata kiai, ustad, pendeta, biksu, dan pandito," ujarnya.
Ia menuturkan, setelah melakukan safari ke tokoh umat Islam guna menangani konten negatif dan direspons positif dengan diterbitkannya Fatwa Majelis Ulama Indonesia soal bermedia sosial, kini upaya pendekatan ke pemuka-pemuka agama lain juga dilaksanakan, baik Katolik, Kristen, Hindu, maupun Budha.
"Saya juga sudah berbicara dengan Uskup Jakarta, yang nanti akan ada pertemuan uskup-uskup di Jakarta. Kemudian saya juga hari ini mau ke Ketua Parisada Hindu, juga nanti dengan PGI, dan lainnya," ucapnya.
Dengan demikian, ia berharap penanganan konten negatif di Internet nantinya dapat dilakukan lebih efektif.
ANTARA