TEMPO.CO, Jakarta - Kasus meninggalnya Ricko Andrean, bobotoh Persib Bandung yang dikeroyok bobotoh lain, kini sudah ditangani kepolisian. Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Komisaris Besar Hendro Pandowo berjanji akan mengusut tuntas kasus pengeroyokan itu.
Hendro menyatakan akan mempercepat proses investigasi setelah prosesi pemakaman almarhum selesai dilaksanakan. Ia menyebut, semua pelaku pengeroyokan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka yang menyebabkan Ricko meninggal dunia.
Baca: Beri Penghormatan untuk Ricko Andrean, Persib Pakai Pita Hitam
"Setelah proses pemakaman kita langsung mempercepat proses investigasi. Kita akan usut sampai tuntas siapa pelakunya," kata Hendro setelah melayat ke kediaman almarhum, Jalan Tamim Abdul Syukut, Cicadas, Kota Bandung, Kamis, 27 Juli 2017.
Hendro menyatakan sudah memiliki lima saksi mata dalam kejadian yang berlangsung pada Sabtu lalu itu. "Semua pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Kami sudah punya lima saksi mata. Doakan semua pelaku segera tertangkap," katanya, seperti dikutip laman resmi Persib.
Hendro sangat menyesalkan kejadian ini. Niat Ricko melerai perkelahian yang terjadi di dalam tribun itu justru malah berujung maut bagi bobotoh berusia 22 tahun itu.
Baca: Ricko Andrean Meninggal, Bobotoh Persib Bikin 5 Kesepakatan
"Kejadian bermula saat almarhum berniat melerai yang sedang berkelahi. Tapi akhirnya malah dikeroyok dan meninggal. Sangat disayangkan, niat baik malah berujung seperti itu," kata Hendro.
Ricko Andrean menjadi korban pengeroyokan bobotoh lain saat Persib melawan Persija Jakarta, Sabtu, 22 Juli 2017. Sempat koma selama lima hari, ia akhirnya meninggal di Bandung pada Kamis pagi.
PERSIB | NS