TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun sebagai bagian dari protokol perjanjian 2015 dengan pemerintah Damaskus.
Protokol ditandatangani Rusia dan Suriah pada Januari lalu. Isinya adalah mengatur isu terkait dengan penempatan angkatan udara militer di wilayah Damaskus.
Perjanjian kemudian diadopsi parlemen Rusia (Duma) pada 14 Juli dan disetujui Senat lima hari kemudian.
Baca: Usai Temui Putin, Trump Hentikan Pelatihan Pemberontak Suriah
Seperti dilansir Press TV pada 29 Juli 2017, protokol tersebut berisi berbagai poin, termasuk pilihan yang memungkinkan perpanjangan otomatis Angkatan Udara Rusia selama 25 tahun di Suriah.
Selain itu, protokol turut memasukkan perjanjian Suriah menyediakan lahan bagi pasukan udara Rusia di barat laut Latakia.
Rusia juga mengajukan dukungan berupa saran kepada Suriah untuk sukses melawan teroris.
Baca: Usai Temui Putin, Trump Hentikan Pelatihan Pemberontak Suriah
Moskow menggunakan Pangkalan Udara Khmeimim untuk operasi antiteror sejak September 2015.
Pada Maret 2016, Moskow menarik banyak pasukannya dari Suriah dan Putin mengatakan tujuan misi antiteroris di sana telah "dicapai secara umum".
Menurut Putin, Rusia akan mempertahankan kehadiran militer di Pelabuhan Tartus dan di Pangkalan Udara Khmeimim untuk memantau situasi serta pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Suriah.
PRESS TV|REUTERS|INDEPENDENT|YON DEMA