TEMPO.CO, Jakarta - Netizen menanggapi kabar bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mencabut larangan aplikasi layanan kirim pesan Telegram setelah Menkominfo Rudiantara bertemu CEO Telegram Pavel Durov, Selasa, 1 Agustus 2017. Reaksi pun beragam.
Pengguna Twitter dengan nama akun @TruthisP4in mengomentari cuitan dari Kemkominfo yang mengatakan bahwa Kemenkominfo dan Telegram akan mencabut kanal komunikasi teroris, “Mantab nih kmrn sapa yg nyinyir @jokowi tukang blokir. Malah skrg @durov datang ke Indonesia. Top” Komentar ini merupakan suatu bentuk teguran bagi siapapun yang mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo gemar untuk memblokir aplikasi tanpa alasan.
Baca juga:
Pavel Durov, Sosok Unik dan Kontroversial Pencipta Telegram
Pengguna @muthi_mutmainah mengomentari soal masalah lain selain terorisme yang menurutnya genting. “Oh iya @kemkominfo Yg lebih Fatal itu Akun2 Porno. Mereka Upload Video sex bebas sesuka hatinya tuh. Mohon lebih diperhatikan jg. Itu Moral”. Dan ini memicu perdebatan dengan sesama pengguna Twitter.
Sedangkan @anasadani11, ketika menanggapi cuplikan video konferensi pers antara Kemkominfo dan Durov, menyeloroh “Ganteng coy :v kalah aliando.”
Baca pula:
CEO Telegram Pavel Durov Janji Memblok Konten Terorisme
Reaksi-reaksi netizen ini tidak memicu perdebatan yang mengarah ke satu konsensus saja. Kemkominfo mengumumkan pencabutan larangan Telegram dan melakukan kerja sama dengan Telegram untuk mengentaskan masalah terorisme melalui kanal komunikasi simpatisan atau jaringan teroris. Pembukaan blokir, menurut Rudiantara, bisa dilakukan pekan ini.
STANLEY WIDIANTO I SDA