Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jay Subyakto: Penayangan Film Banda Tak Berubah Jadwal

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Jay Subiyakto. (TEMPO/Yosep Arkian)
Jay Subiyakto. (TEMPO/Yosep Arkian)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jay Subyakto, sutradara film dokumenter Banda, the Dark Forgotten Trail, tidak mengira filmnya menuai penolakan. "Saya buat film sejarah, edukasi, dilarang," kata Jay, saat dihubungi melalui telepon, di Jakarta, Selasa, 1/8, malam.

Baca: Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait

Film dokumenter yang disutradari Jay Subyakto itu menceritakan sejarah Kepulauan Banda di Maluku Utara dan rempah-rempah pala yang dimilikinya, Jay melakukan riset pustaka maupun lapangan untuk membuat film ini, termasuk juga berdiskusi langsung dengan sejarawan Tanah Air maupun asing yang memahami Pulau Banda.

Jay Subyakto mengaku sudah survei ke Banda sejak 2015, begitu juga dengan penulis naskah, Irfan Ramli, yang berada di sana selama dua bulan pada 2016 lalu.

 

Menurut Jay, yang baru kali ini menyutradarai film, tidak ada perubahan jadwal penayangan, Banda, the Dark Forgotten Trail, pada 3 Agustus mendatang, termasuk di Maluku.

 

Tetapi, ia menyerahkan sepenuhnya keputusan penayangan filmnya di daerah yang menolak film itu pada jaringan bioskop 21 Cineplex.

 

Keluarga besar Wandan Banda Eli-Elat dan anak cucu Mboyratan menuntut pemutaran film dokumenter, Banda, the Dark Forgotten Trail, dibatalkan karena dapat menciptakan instabilitas di Maluku.

 

Mereka juga keberatan dengan pernyataan Jay di sebuah media online bahwa orang Banda asli telah punah setelah genosida pada 1621.

 


 

LifeLike Pictures, selaku rumah produksi film Banda, the Dark Forgotten Trail, dalam keterangan tertulis menyampaikan mereka tidak mengatakan penduduk asli Banda punah karena genosida oleh VOC Belanda, dengan tokohnya, Jan Pieterzoon Coen. 

 

"Terkait dengan hal itu, kami dari tim film 'Banda' menegaskan sejak awal dan disebutkan dalam narasi di film, kami tidak pernah memberikan pernyataan bahwa suku Banda asli punah dari muka Bumi," demikian bunyi pernyataan dalam keterangan itu.

 

Tim film itu sudah mengetahui keberadaan kelompok masyarakat Banda Eli dan Elat (sebelum dan sesudah 1621) serta sudah menelusuri keberadaan orang asli Banda hingga ke Kampung Bandan, Jakarta Utara.

 

"Fokus film adalah bukan mencari orang asli melainkan membicarakan apa yang tidak tersampaikan dalam sejarah mengenai Kepulauan Banda sebagai salah satu pusat atau episentrum pencarian rempah dan pala sebagai yang mula-mula endemik di sana".

 

Kemarin, di Ambon, keluarga besar Wandan yang merupakan kumpulan masyarakat Banda Elat-Ely dan anak cucu Mboyratan asal Kepulauan Banda mengaku telah meminta Jay Subyakto selaku sutradara film dokumenter Banda, the Dark Forgotten Trail untuk meminta maaf tetapi tidak digubris.

"Yang bersangkutan tidak meminta maaf lewat salah satu media online dan tidak menggubris usulan kami untuk membuat forum diskusi agar ada penjelasan mengenai film yang dinilai telah memutar-balikkan fakta sejarah masyarakat asli Banda," kata Ketua Dewan Pengurus Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Wandan, Kamaludin Rery, di Ambon, Senin.

Menurut dia, keluarga besar Wandan dan anak cucu Mboyratan di Jakarta sudah bertemu dengan Jay Subyakto selaku sutradara dan penulis naskah filmnya, M Irfan Ramly, untuk meluruskan kembali sejarah itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena berdasarkan faktanya, semua orang asli Banda tidak pernah dimusnahkan dalam perang genosida tahun 1621 tetapi banyak yang menyelamatkan diri ke Banda Elat dan Banda Ely, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Selain itu masih banyak orang asli Banda yang hijrah ke Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Haruku, serta Pulau Ambon yang umumnya menetap di Negeri Amahusu, Kecamatan Nusaniwe (Kota Ambon), termasuk ada yang pergi ke luar negeri.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

4 jam lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

Film Godzilla x Kong: The New Empire tayang pada 27 Maret 2024


5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

10 jam lalu

High School Musical. Dok. Disney+ Hotstar
5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

Daftar film Disney yang memiliki lagu ikonik tak terlupakan yang cocok untuk bernostalgia bersama keluarga dan sahabat.


8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

1 hari lalu

Sederet film Indonesia yang tayang di bioskop akan tayang di Netflix pada 2024. Dok. Netflix
8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

Tahun ini, Netflix menargetkan lebih dari 50 film Indonesia yang tayang di bioskop untuk masuk ke dalam platform, berikut 8 di antaranya.


Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

3 hari lalu

Don Lee atau Ma Dong Seok dalam film The Roundup: Punishment. Dok. ABO Entertainment
Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

Cerita film The Roundup: Punishment berpusat detektif Ma Seok do (Ma Dong Seok) yang bergabung dengan Tim Investigasi Siber


Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

5 hari lalu

The Tearsmith. Foto : Imdb
Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

Netflix mengumumkan tanggal tayang The Tearsmith, pada 4 April 2024


4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

6 hari lalu

Film Road House yang tayang di Prime Video. (dok. Prime Video)
4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

Road House (2024) merupakan konsep ulang dari film klasik tahun 1989 yang berjudul sama


10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

7 hari lalu

Poster Badarawuhi di Desa Penari. Foto: Instagram.
10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

Ada beberapa film di bioskop terbaru yang cocok Anda tonton. Di antaranya ada Godzilla x Kong: The New Empire hingga Badarawuhi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

7 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.


Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

8 hari lalu

Reza Rahadian dan BCL dalam film My Stupid Boss.  foto: dok. Falcon Pictures
Selain Dian Sastro - Reza Rahadian, Pasangan di Film Lain Reza Rahadian dan BCL Setidaknya di 5 Film Ini

Selain Dian Sastro dan Nicholas Saputra, Indonesia punya pasangan aktor Reza Rahadian dan BCL yang kerap dipasangkan dalam film.


Yoo Seung Ho Tampil dalam Video Musik Day6 Welcome to the Show

9 hari lalu

Yoo Seung Ho. (Instagram/@yg_stage)
Yoo Seung Ho Tampil dalam Video Musik Day6 Welcome to the Show

Aktor Korea Selatan Yoo Seung Ho muncul dalam video musik Day6, Welcome to the Show