TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo menuturkan lokasi calon bandara Kulon Progo yang berada di pesisir pantai selatan sudah dipersiapkan dengan langkah mitigasi. Langkah mitigasi ini penting untuk menghadapi potensi bencana khususnya tsunami.
"Langkah langkah mitigasi itu sudah masuk dalam bagian proses pembangunannya nanti" ujar Hasto, Rabu 2 Agustus 2017.
Simak: Peneliti UGM: Lokasi Bandara Kulon Progo Sangat Rawan Tsunami
Pernyataan ini merespon adanya penelitian potensi tsunami laut selatan yang pernah dilakukan Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga temuan jejak deposit tsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Hasto menuturkan salah satu upaya mitigasi yang akan dilakukan pemerintah dan PT. Angkasa Pura 1 selaku pelaksana pembangunan bandara menghadapai potensi tsunami itu dengan menyiapkan pembangunan bandara di atas ketinggian rata-rata gelombang pantai selatan. Terutama di Kecamatan Temon yang jadi lokasi pembangunan bandara.
"Tinggi maksimal gelombang pantai selatan selama ini lima meter, nah, bangunan bandara nanti titik terendahnya tujuh meter, titik nolnya bangunan bandara itu di atas gumuk pasir," ujar Hasto.
Hasto mengapresiasi jika ada temuan gejala baru terkait potensi tsunami di area bandara sebagai masukan pemerintah untuk memperkuat mitigasi. Namun jika temuan itu belum ditindaklanjuti dengan kajian ilmiah maka akan dianggap hanya sebagai isu.
"Sampai saat ini kami masih berpandangan kajian paling valid soal kelayakan bandara tahun 2013 lalu," ujarnya.
Sebab kajian kelayakan lokasi bandara itu sudah melalui proses palinh lengkap dari tiga kali studi kelayakan di kiri kanan lokasi yang memanjang sampai Kabupaten Bantul juga Cilacap Jawa Tengah serta analisis mengenai dampak lingkungan.
Hasto menambahkan langkah mitigasi bencana untuk bandara baru juga disiapkan jalur jalur evakuasi dan titik kumpul memadai. "Sebenarnya alur penyelamatannya sama, antara bandara dengan lainnya ketika menghadapi bencana pesisir," ujar Hasto.
Sebelumnya, Widjo Kongko, peneliti Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yogyakarta menilai bandara Yogyakarta baru yang sedang disiapkan di Kabupaten Kulon Progo sangat rawan terdampak tsunami.
Prediksi Widjo didasarkan pada sejumlah kajian. Salah satunya kajian bencana tsunami yang pernah melanda Pantai Pangandaran 2006 silam.
Bahwa tsunami Pangandaran ternyata rentang sebaran dampaknya sepanjang 400 kilometer. Penelitian dimulai dari Pantai Pangandaran Jawa Barat hingga Jember Jawa Timur.
“Jika suatu saat terjadi lagi tsunami seperti di Pantai Pangandaran dengan (kekuatan kegempaan) magnitude lebih tinggi sedikit saja, bandara baru itu akan kena mulai bagian apron, terminal, sampai runwaynya,” ujar Widjo, terkait bandara kulon progo tersebut.
PRIBADI WICAKSONO