Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Laba Emiten Consumer Goods Naik Meski Daya Beli Rendah

image-gnews
Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Sandiaga Uno, resmi membuka perdagangan saham hari ini dan meluncurkan program OK OCE (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship) Stock Center yang telah diresmikan pada April 2017 lalu di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 Juni 2017. Dalam pembukaan, Sandi berharap IHSG bisa terus naik sehingga bisa mencapai 6.100. Tempo/Tony Hartawan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Sandiaga Uno, resmi membuka perdagangan saham hari ini dan meluncurkan program OK OCE (One Kecamatan One Center for Entrepreneurship) Stock Center yang telah diresmikan pada April 2017 lalu di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 Juni 2017. Dalam pembukaan, Sandi berharap IHSG bisa terus naik sehingga bisa mencapai 6.100. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja sejumlah emiten-emiten consumer goods mengalami perbaikan semester satu 2017 karena laba yang naik dibandingkan periode pertama tahun lalu. Laba PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) misalnya tercatat mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 2,23 triliun menjadi Rp 2,27 triliun.
 
Analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan kenaikan tersebut lebih disebabkan oleh kembali positifnya harga komoditas, sehingga mendorong beberapa emiten yang bergerak sektor tersebut kembali bergairah. “Artinya mereka ada pemasukan tambahan, maka secara tidak langsung memberikan dampak ke sisi consumer dari sisi konsumtifnya,” ujarnya, saat dihubungi Tempo, Kamis, 3 Agustus 2017.

Simak: Laba Bersih BRI Tumbuh 10,4 Persen di Semester I 2017
 
Selain itu, menurut William kenaikan itu juga ditopang oleh musim puasa dan lebaran yang mendorong tingkat konsumsi masyarakat. “Jadi consumer goods memberikan kontribusi positif.” Dia mengatakan di semester kedua perekonomian diprediksi bergerak lebih cepat, sehingga turut menjadi penggerak daya beli masyarakat. “Kalau dilihat dari sisi consumer karena kebutuhan lebih ke perusahaan sehari-hari masih akan cukup bagus, karena kebutuhan masih akan banyak ke sana,” ucapnya.
 
William menuturkan dari sisi toko ritel supermarket dan swalayan akhir-akhir ini juga banyak melakukan strategi pemasaran yang mendorong tingkat konsumsi masyarakat lebih tinggi. “Mereka gencar melancarkan paket-paket promo dalam penjualan, misal mereka nggak butuh beli kapas tapi mau nggak mau beli kapas karena di paketnya ada itu,” katanya.
 
Ekonom Indef Bhima Yudhistira membantah jika hal itu disebabkan oleh daya beli masyarakat yang mulai meningkat. Dia mengatakan perbaikan kinerja itu hanya terjadi pada emiten yang berbasis komoditas, karena kenaikan harga minyak dan hasil perkebunan. “Kalau ritelnya banyak yang negatif, consumer goods yang dibeli masyarakat umum.”
 
Bhima menjelaskan anjloknya daya beli masyarakat sudah mulai terjadi sejak 2014 lalu. Saat ini juga belum membaik signifikan, di satu sisi kinerja industri ritel dan pengolahan juga masih mengalami penurunan.

Faktor penyebab yang pertama kata dia di kalangan masyarakat berpenghasilan bawah mengalami pertumbuhan pengeluaran yang kecil yaitu 1,89 persen. Hal itu disebabkan oleh penyesuaian pengeluaran karena pengurangan subsidi listrik dan energi. “Kemudian yang 20 persen masyarakat berpenghasilan atas justru menahan konsumsi dan pindah ke saving, bukannya nggak punya uang.”
 
Bhima berujar kunci dari pemulihan daya beli ada di pengendalian harga, baik dari harga bahan pangan bergejolak (volatile foods) ataupun harga barang yang diatur pemerintah (administered prices). “Pemerintah harus bisa kendalikan volatile foods dan harus punya siasat jangan sampai listrik, BBM, dan LPG ada kenaikan, sehingga sampai akhir tahun daya beli masih bisa tumbuh,” ucapnya.
 
Bhima menuturkan perekonomian Indonesia saat ini tengah mengalami fase deindustrialisasi, dengan kunci berada di sektor industri terutama pengolahan dan kecil yang masih menurun kinerjanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia investasi di Indonesia tetap tumbuh meskipun terdapat indikasi mengalami penurunan kualitas. “Karena investasi meningkat tapi penyerapan tenaga kerja menurun.” Pada semester satu tahun lalu tenaga kerja yang terserap mencapai 680 ribu, sedangkan tahun ini menurun menjadi 539 ribu.
 
“Kita lihat apakah kemudian investasi ini meningkatnya ke sektor yang padat modal dan teknologi, atau kenapa banyak investor yang masuk bukan ingin sektor yang padat karya,” katanya. Hal itu kata Bhima diduga disebabkan oleh momen yang belum tepat untuk kembali menggeliatkan industri paket karya, seperti tekstil dan alas kaki. “Nah solusinya balik lagi ke paket kebijakan yang udah terbit itu bagaimana.”
 
GHOIDA RAHMAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bank BJB Raih Laba 2,14 Triliun Rupiah di 2023

45 hari lalu

Bank BJB Raih Laba 2,14 Triliun Rupiah di 2023

Kinerja keuangan bank bjb terbukti tetap solid dan mampu bertumbuh sepanjang 2023.


PT Elnusa Bukukan Kinerja Gemilang Sepanjang 2023

49 hari lalu

PT Elnusa Bukukan Kinerja Gemilang Sepanjang 2023

PT Elnusa Tbk (ELSA) melaporkan kinerja keuangan konsolidasi tahun 2023. Elnusa berhasil menutup 2023 dengan kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.


BPK Temukan Potensi Kerugian Negara Rp 18,19 Triliun pada Semester I -2023

5 Desember 2023

Sejumlah Anggota DPR RI saat mengikuti Rapat Paripurna ke-27 masa persidangan V tahun 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 20 Juni 2023. Rapat paripurna tersebut mendengar penyampaian Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II tahun 2022 serta penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) semester II tahun 2022 dan penyampaian Laporah Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) Tahun 2022 oleh BPK. TEMPO/M Taufan Rengganis
BPK Temukan Potensi Kerugian Negara Rp 18,19 Triliun pada Semester I -2023

Ketua BPK Isma Yatun menyatakan ada potensi kerugian negara Rp 18,19 triliun dari hasil pemeriksaan sepanjang semester I - 2023.


Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

14 November 2023

Kinerja Keuangan Gemilang, Analis Rekomendasikan Saham BBRI

Kinerja keuangan impresif yang dicatatkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk hingga kuartal III-2023 diikuti dengan sentimen positif terhadap saham BRI (BBRI).


Cara Membuat Laporan Keuangan untuk Pemula dan Jenisnya

9 November 2023

Cara membuat laporan keuangan yang efektif untuk pemilik bisnis penting untuk diketahui. Adanya laporan keuangan akan membantu mengevaluasi bisnis. Foto: Canva
Cara Membuat Laporan Keuangan untuk Pemula dan Jenisnya

Cara membuat laporan keuangan yang efektif untuk pemilik bisnis penting untuk diketahui. Adanya laporan keuangan akan membantu mengevaluasi bisnis.


Naik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T

31 Oktober 2023

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST Tahun Buku 2022 dan Public Expose PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) di Jakarta pada Rabu, 3 Mei 2023. TLDN mencatat laba bersih Rp 573,98 miliar pada 2022 dan berencana membagikan dividen Rp 175,03 miliar kepada pemegang sahamnya. Tempo/Amelia Rahima Sari
Naik 16,9 Persen, Pendapatan Emiten Teladan Prima Agro Kuartal III 2023 Rp 2,89 T

Emiten sawit PT Teladan Prima Agro Tbk (IDX: TLDN) mencatat realisasi pendapatan sebesar Rp 2,89 triliun hingga kuartal III 2023.


Memahami Laporan Keuangan Perusahaan dan Jenis-Jenisnya

21 September 2023

Sebelum mengambil langkah untuk memulai usaha baru, pastikan untuk memahami dengan baik laporan keuangan terlebih dahulu. Foto: Canva
Memahami Laporan Keuangan Perusahaan dan Jenis-Jenisnya

Sebelum mengambil langkah untuk memulai usaha baru, pastikan untuk memahami dengan baik laporan keuangan terlebih dahulu.


Pengertian Neraca Saldo Lengkap dengan Cara Membuatnya

13 September 2023

Neraca saldo adalah istilah yang berhubungan dengan akuntansi.  Namun, apa itu neraca saldo? Berikut ini penjelasannya. Foto: Canva
Pengertian Neraca Saldo Lengkap dengan Cara Membuatnya

Neraca saldo adalah istilah yang berhubungan dengan akuntansi. Namun, apa itu neraca saldo? Berikut ini penjelasannya.


Kempit Laba Bersih Rp 448 Miliar, Angkasa Pura I Sebut Sumber Peningkatan Performa

30 Agustus 2023

(Baju hitam) Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi saat konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat 6 Maret 2020. EKO WAHYUDI l Tempo.
Kempit Laba Bersih Rp 448 Miliar, Angkasa Pura I Sebut Sumber Peningkatan Performa

PT Persero Angkasa Pura I (AP I) mencetak laba bersih sebesar Rp448 miliar pada periode Januari hingga Juli 2023.


Waskita Karya Diminta Kembalikan PMN Rp 3 Triliun, Bagaimana dengan yang Terlanjur Cair?

7 Agustus 2023

Waskita Karya. Istimewa
Waskita Karya Diminta Kembalikan PMN Rp 3 Triliun, Bagaimana dengan yang Terlanjur Cair?

Pemerintah memutuskan membatalkan dana PMN ke Waskita Karya. Padahal PMN dalam Tahun Anggaran 2022 sudah terlanjur cair.