Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian: Video Game Kekerasan Picu Perilaku Agresif

Editor

Susandijani

image-gnews
Ilustrasi Game Online. ANTARA/Lucky.R
Ilustrasi Game Online. ANTARA/Lucky.R
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para orang tua sebaiknya berhati-hati jika anak gemar main video game yang bertema kekerasan. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa permainan video kekerasan dapat memicu perilaku agresif saat anak-anak tumbuh dewasa.

Anak-anak yang berulang kali bermain video game bertema kekerasan mempelajari pola pikir yang akan menempel pada mereka dan mempengaruhi perilaku mereka saat mereka bertambah tua. Dampak ini terjadi tanpa memandang usia, jenis kelamin atau budaya. (baca: Musim Haji 2017: Simak 5 Trik Menghindari Heat Stroke)

Profesor psikologi di Iowa State University dan penulis utama penelitian tersebut, Douglas Gentile mengatakan bahwa proses otak benar-benar tidak berbeda dengan belajar matematika atau bermain piano.”Jika Anda berlatih berulang kali, Anda memiliki pengetahuan di kepala. Fakta bahwa Anda belum bermain piano selama bertahun-tahun tidak berarti Anda bisa tetap duduk dan memainkan sesuatu, " katanya.

Hal ini sama halnya dengan permainan kekerasan. “Anda berlatih bersikap waspada terhadap musuh, berlatih berpikir bahwa dapat diterima untuk menanggapi provokasi secara agresif, dan berlatih menjadi tidak peduli terhadap konsekuensi kekerasan,” ujar professor Gantile seperti dikutip dari Daily Mail.

Peneliti menemukan bahwa seiring berjalannya waktu anak mulai berpikir lebih agresif. Saat diprovokasi di rumah, di sekolah atau dalam situasi lain, anak akan bereaksi seperti yang mereka lakukan saat bermain video game kekerasan.

Kebiasaan berpikir agresif yang berulang kali dapat mendorong efek jangka panjang dari permainan kekerasan dalam agresi. “'Permainan video kekerasan merupakan model agresi fisik,” kata Craig Anderson, direktur Pusat Studi Kekerasan di Iowa State University tersebut.

Lebih lanjut Craig Anderson menambahkan mereka yang bermain video game kekerasan juga membalas pemain lainnya. Ini karena adanya rasa waspada terhadap niat bermusuhan dan menggunakan perilaku agresif untuk menyelesaikan konflik. “Kebiasaan pemikiran agresif semacam itu dalam permainan ini meningkatkan kemampuan para pemain untuk berpikir agresif. Pada gilirannya, pemikiran agresif yang biasa ini meningkatkan agresivitas mereka dalam kehidupan nyata,” ujar Anderson.(baca: Karakter Hero Lokal GatotKaca Dijadikan Aplikasi Games  )

Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 3.000 anak-anak di kelas tiga, empat, tujuh dan kedelapan selama tiga tahun. Peneliti mengumpulkan data setiap tahun untuk melacak jumlah waktu yang dihabiskan untuk bermain video game, konten kekerasan dari permainan dan perubahan perilaku anak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hasilnya anak laki-laki lebih agresif secara fisik dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game kekerasan daripada anak perempuan. Namun, berdasarkan jenis kelamin, efek video game kekerasan terhadap perilaku berlaku sama untuk anak perempuan dan anak laki-laki.

Untuk menguji apakah permainan kekerasan memiliki efek lebih besar pada anak-anak yang lebih agresif, peneliti membandingkan anak-anak dengan tingkat agresi yang tinggi dan rendah. Sama seperti jenis kelamin, mereka tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam hal efek dari permainan kekerasan.

"Hasilnya adalah argumen yang cukup kuat bahwa jenis kelamin dan usia benar-benar tidak mempengaruhi hubungan antara permainan video game, pemikiran agresif dan perilaku agresif," kata Sara Prot, seorang mahasiswa pascasarjana psikologi di Iowa State.(baca: Sebelum Ditangkap, Mieke Amalia Unggah Ini di Instagram-nya)

Lebih dari 90 persen anak-anak dan remaja bermain video game, dan peneliti mengatakan sebagian besar game tersebut mengandung beberapa jenis konten kekerasan. Namun, itu tidak berarti semua game itu buruk dan mengembangkan kebiasaan buruk pada anak-anak.

NIA PRATIWI


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesatnya Tren Teknologi Jadikan Industri Game Nasional Prospektif

21 Oktober 2017

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Pesatnya Tren Teknologi Jadikan Industri Game Nasional Prospektif

Produsen komputer, Acer, menilai, dalam beberapa tahun, industri game di Indonesia akan tumbuh.


Dua Game Indonesia Jadi Nominasi IMGA SEA

13 September 2017

Infectonator, game berbasis web, iOs, dan Android ini telah memenagi penghargaan Game of the Year Award 2013 dari Armogames.com dan Best Cross Platform Game dalam Flash Gamming Summit 2011. Game ini dibuat oleh Toge Productions yang didirikan oleh Kris Antoni dan Sudirman Then pada 2010. Mereka telah membuat lebih dari 20 game, seperti Planetary Conflict dan Necronator 2. Play.google.com
Dua Game Indonesia Jadi Nominasi IMGA SEA

Alegrium mengumumkan dua game karyanya, yakni Almighty dan Icon Pop Quiz 2, menerima nominasi People's Choice Awards dalam kedua IMGA SEA


Beralih ke Xbox One X, Microsoft Hentikan Penjualan Xbox One

27 Agustus 2017

Xbox One X. Theverge.com
Beralih ke Xbox One X, Microsoft Hentikan Penjualan Xbox One

Microsoft telah menghentikan produksi Xbox One beberapa bulan sebelum penghentian penjualan konsol Xbox One.


LG Akan Pamerkan 2 Monitor Gaming di IFA 2017

23 Agustus 2017

LG Akan Pamerkan 2 Monitor Gaming, LG 32GK850G dan LG 27GK750F, di IFA 2017. Kredit: LG
LG Akan Pamerkan 2 Monitor Gaming di IFA 2017

LG melengkapi kedua gaming monitornya ini dengan refresh rate 144Hz dan 240Hz.


Formula 1 Luncurkan Kejuaraan Dunia eSports

22 Agustus 2017

Liberty Media, yang mengambil alih Formula One pada bulan Januari, telah menargetkan game sebagai area pertumbuhan untuk mendorong pendapatan. Kredit: Daily Mail
Formula 1 Luncurkan Kejuaraan Dunia eSports

Formula One mengumumkan peluncuran seri eSports yang akan berlangsung dari bulan September sampai November.


Bahaya Permainan Video bagi Otak, Parkinson dan Alzheimer

16 Agustus 2017

TEMPO/Yuyun N
Bahaya Permainan Video bagi Otak, Parkinson dan Alzheimer

Bermain video game jenis aksi tidak baik bagi kesehatan otak karena akan mengurangi daya ingat.


Game 'Where is My Water? 2' Dipakai untuk Memata-matai Anak-anak  

11 Agustus 2017

Aplikasi game Where's My Water? 2. (Google Play Store)
Game 'Where is My Water? 2' Dipakai untuk Memata-matai Anak-anak  

Amanda Rushing, ibu dua anak yang tinggal di California, menuntut perusahaan animasi Walt Disney atas tuduhan pelanggaran privasi anak-anak.


Fokus ke Game, Acer Perluas Lini Predator

10 Agustus 2017

Laptop gaming Acer Predator Helios 300. (cnet.com)
Fokus ke Game, Acer Perluas Lini Predator

Acer mengincar posisi teratas pasar perangkat game di Indonesia.


Paris Pertimbangkan Video Game Masuk Cabang Olimpiade 2024

9 Agustus 2017

Sebastian Coe. AP/Alastair Grant
Paris Pertimbangkan Video Game Masuk Cabang Olimpiade 2024

Presiden komite tender Olimpiade Paris mengatakan diskusi akan
digelar untuk membahas prospek gamer bersaing untuk emas
Olimpiade.


Studi: Main Video Game Ampuh Atasi Stres Kerja

27 Juli 2017

Ilustrasi wanita bermain game di kantor. shutterstock.com
Studi: Main Video Game Ampuh Atasi Stres Kerja

Apakah Anda merasa stres, frustrasi, atau cemas di tempat kerja? Bermain video game bisa membantu mengatasinya, kata peneliti.