TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto
menerima kedatangan Admiral Harry Binkley Harris Jr., komander utama dari United States Pacific Command (USPACOM), Senin, 7 Agustus 2017. Harry datang bersama timnya di kantor Kementerian Polhukam.
Wiranto mengatakan punya hubungan baik dengan USPACOM, terutama pada 1998 ketika dia menjabat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Menteri Pertahanan Keamanan. Komander saat itu adalah Admiral Joseph Wilson Prueher. USPACOM berbasis di Hawaii dan bertanggung jawab atas pertahanan kawasan Asia Pasifik.
Baca: Wiranto: Amerika Serikat Akan Bantu Indonesia Perangi Terorisme
Harry dan Wiranto membicarakan satu hal yang mereka setujui bersama. "Kita punya kesamaan pandangan bahwa kita punya kewajiban untuk memelihara perdamaian kawasan subregional, terutama di Asia Tenggara yang juga mencakup Asia Pasifik," kata Wiranto kepada wartawan.
Dari berbagai isu yang dibicarakan dengan Harry, Wiranto menyebutkan beberapa diantaranya. "Kita bicara soal terorisme di Marawi, kira bicara soal percobaan senjata-senjata balistik di Korea Utara, kita bicara kerja sama yang sudah kita bina selama ini antara Amerika Serikat dan Indonesia, terutama militer Amerika dan Indonesia," ujarnya.
Simak: Gebuk ISIS, Ini Ajakan Wiranto ke 5 Negara untuk Bersihkan Marawi
Wiranto juga menyebutkan bahwa pertemuan tersebut merupakan pengukuhan komitmen Presiden Joko Widodo, selaras dengan komitmen Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump ketika mereka berbicara di Riyadh dan Hamburg beberapa waktu lalu. Wiranto berujar USPACOM tidak memberi bantuan ke Indonesia karena kegiatan itu sudah dilaksanakan dari tahun ke tahun.
Baik AS dan Amerika Serikat, menurut Wiranto, setuju untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh ISIS yang hendak membangun basis baru di Asia Tenggara, seperti yang sudah terlihat di kawasan Marawi.
Lihat: Menko Polhukam Wiranto: Terorisme Harus Dilawan Secara Total
"Dan saya sampaikan bahwa Indonesia juga memprakarsai pertemuan subregional di Manado pada Minggu yang lalu, dan kita mengundang pihak New Zealand, Australia, Filipina, Malaysia dan Brunei. Kita membicarakan bagaimana kebersamaan kita untuk menetralisir rencana pembangunan basis baru (teroris) di Marawi itu."
Melawan teroris, kata Wiranto, harus dihadapi bersama-sama. Tidak mungkin kita biarkan satu negara untuk menghadapi terorisme dengan sendirian saja," katanya. "Dunia tertib lebih bagus, dunia tidak tertib akan menimbulkan ancaman bagi umat manusia."
STANLEY WIDIANTO