TEMPO.CO, Jakarta - Generasi muda adalah faktor niscaya dalam perubahan, selain teknologi informasi. Libatkan anak-anak muda serta kuasai teknologi informasi jika ingin mendorong perubahan, termasuk dalam upaya merawat komitmen kebangsaan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) menyampaikan hal itu saat hadir untuk menutup Rapat Kerja 2017 -2021, Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP-ISKA), di gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Cikini, Jakarta Pusat pada Minggu petang, 6 Agustus 2017.
Di hadapan seluruh anggota Presidium, Menteri ESDM menegaskan kehadiran anak-anak muda – yang punya kekayaan perspektif serta penguasaan teknologi tinggi – akan menumbuhkan dinamika kerja organisasi.
Jonan, yang juga Ketua Dewan Kehormatan ISKA, menekankan seluruh dunia sedang dilanda perubahan besar yang dipicu oleh revolusi teknologi digital. Generasi muda, menurut Jonan merupakan elemen amat penting dan niscaya dalam mendorong kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara
“Saya berharap ISKA mau melibatkan orang muda dalam struktur kepengurusan. Kehadiran mereka akan semakin memperkaya cara pandang organisasi,” ujar Jonan.
Dia mencontohkan taipan bisnis asal Tiongkok, Jack Ma, yang di masa mudanya bolak-balik ditolak saat melamar kerja bahkan sekadar menjadi pelayan hotel.
”Kekayaan cara pandang Jack Ma melihat kesempatan dalam dunia teknologi, menjadikan dia salah satu orang terkaya di dunia saat ini.
Ketua Presidium Pusat ISKA Hargo Mandirahardjo menyambut baik usulan Menteri Jonan. Hargo menjelaskan salah satu agenda penting dalam Rapat Kerja ISKA ini adalah meluncurkan portal www.jendelanasional.com yang digarap oleh sejumlah anak muda.
“Kami sekaligus meminta Pak Menteri meresmikan peluncuran situs ini – yang diharapkan dapat menampung kontribusi ide-ide para cendekiawan --terutama mereka yang punya komitmen merawat kebangsaan Indonesia,” ujar Hargo.
Dia menegaskan, sejumlah alumni pendidikan tinggi dari dalam dan luar negeri kini turut menggerakkan roda organisasi para cendekiawan Katolik ini.
Mendampingi Hargo, Ketua Dewan Penasehat ISKA Muliawan Margadana memimpin diskusi bersama Jonan – yang baru saja tiba dari Yogyakarta seusai menghadiri acara Asian Youth Day (AYD) 2017 di Yogyakarta.
Jonan mengapresiasi kegiatan kegiatan tiga tahunan orang muda Katolik dari berbagai negara di Asia itu karena, “sangat berguna membina semangat pluralisme dalam orang muda. ISKA harus lebih banyak mengambil peran dalam pembinaan semangat keberagaman ini,” sang Menteri menambahkan.
Kekayaan budaya, menurut Jonan, bukan untuk dipertentangkan tetapi dirayakan.
“Saya menganalogikan keragaman seperti taman bunga. Kalau taman yang terdiri dari macam-macam bunga kan bagus. Kalau hanya satu ya namanya kuburan,” ujarnya disambut gelak riuh seluruh hadirin.
HERMIEN Y. KLEDEN