TEMPO.CO, Jakarta - Aksi mogok kerja yang dilakukan karyawan Jakarta International Container Terminal (JICT) diyakini tidak akan berdampak besar terhadap arus ekspor-impor kendaraan bermotor. Sejumlah produsen mengklaim hingga saat ini lalu lintas pengiriman masih berjalan normal.
Deputy Director Sales Operation PT Mercedes Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto menjelaskan, perusahaan belum menerima laporan adanya keterlambatan ekspor-impor kendaraan, baik dalam bentuk completely built-up (CBU) maupun completely knocked-down (CKD).
Baca: Mogok Kerja, JICT Beri Surat Peringatan kepada Karyawannya
“Kalau dari sisi suplai unit, masih tidak ada pengaruhnya, atau belum ada dampaknya. Kalau dari sisi logistik, masih belum tahu. Dampak dari sisi logistik seperti apa, masih kami pelajari,” kata Kariyanto kepada Bisnis, Senin, 7 Agustus 2017.
JICT merupakan salah satu terminal yang menopang aktivitas ekspor dan impor barang. Dalam setiap pekan, terminal ini menangani bongkar muat 20 kapal atau 42 persen dari total aktivitas bongkar muat yang ada di Pelabuhan Tanjung Priok.
Simak: Mogok Kerja JICT, Operasional Dialihkan ke TPK Koja
Namun, Kariyanto menegaskan, hingga saat ini distribusi kendaraan masih berjalan lancar. Seandainya ada kendala yang disebabkan oleh mogok kerja tersebut, mungkin ada di bagian distribusi logistik. “CBU atau CKD masih aman.”
Hal senada dikatakan Direktur Production Engineering dan Vehicle Manufacturing PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto. Sebagai produsen dan eksportir kendaraan terbesar, aktivitas perdagangan internasional perusahaan tersebut masih belum terdampak.
“Sampai saat ini operasi kami di produksi tidak ada pengaruh dari mogok kerja JICT itu. Baik importasi CKD maupun ekspor mobil dan CKD masih berjalan normal,” ujarnya.
Sepanjang semester pertama tahun ini, ekspor CBU dari Indonesia sebanyak 113.269 unit, sedangkan impornya 44.771 unit.