TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kembali dipanggil Presiden Joko Widodo ke Istana Kepresidenan untuk menjelaskan perkembangan proyek-proyek perhubungan. Kepada awak media, ia mengaku menjelaskan percepatan proyek Pelabuhan Patimban dan kereta cepat Jakarta - Surabaya kepada Presiden Jokowi.
"Keduanya dibahas untuk koordinasi yang lebih cepat dan intens dengan semua partner kami," ujar Budi saat dicegat di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa, 8 Agustus 2017.
Menurut Budi, hasil pembahasan dengan Jokowi ini akan dibawa dalam pertemuan dengan JICA dan Duta Besar Jepang, sore ini. Sebagaimana diketahui, Jepang merupakan preferensi Indonesia untuk menjadi rekan dalam pengerjaan dua proyek tersebut.
Untuk kereta cepat Jakarta-Surabaya, kata Budi, ia akan menjelaskan kepada pihak Jepang mengenai studi bersama yang melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPTT). Sementara itu, untuk Pelabuhan Patimban, akan dibahas perihal syarat administrasi untuk pencairan pinjaman.
Saat ini proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya masih dalam tahapan pre-feasibility studies, yang juga melibatkan BPPT. Sementara itu, untuk proyek Pelabuhan Patimban, yang menelan dana Rp 43 triliun, masih dalam tahap finalisasi detail engineering design (DED), yang menjadi syarat pencairan pinjaman JICA dan ditargetkan terwujud pada September 2017.
"Saya telah merencanakan ketemu Dubes Jepang untuk menanyakan progres kereta cepat dan Pelabuhan Patimban. Karena yang sekarang mengerjakan JICA, jadi ditindaklanjuti," ujar Budi. Ia berharap studi kereta cepat Jakarta-Surabaya selesai dalam dua bulan.
Budi optimistis proyek Patimban dan kereta cepat Jakarta - Surabaya bisa dipercepat. Sebab, pemerintah Jepang dan JICA kooperatif. "Saya pikir tim Jepang punya time frame kerja yang agak panjang karena faktor proses yang dibutuhkan, governance atau internalnya. Jadi, saya pikir, tinggal minta dipercepat saja."
ISTMAN M.P.