TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melihat hasil pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,01 persen harus mendapatkan perhatian secara serius.
Dari sisi investasi dan ekspor yang momentumnya tetap terjaga, ia berharap dua hal tersebut dapat terus membaik pada kuartal ketiga dan keempat, karena pemerintah dalam hal ini juga memberikan dukungan agar iklim positif tetap terjaga.
“Kami berharap tentunya investasi dan ekspor ini akan terus semakin membaik pada kuartal ketiga dan keempat. Goverment atau pemerintah dalam hal ini juga memberikan kontribusi yang positif, yang berarti itu sesuai dengan arah yang kami harapkan,” kata Sri Mulyani Indrawati saat ditemui di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Agustus 2017.
Simak: Sri Mulyani Ungkap 3 Kunci Kebugaran Tubuh
Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II 2017 sebesar 5,01 persen. Capaian tersebut sama persis dengan ekonomi kuartal I 2017, namun lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 yang mencapai 5,18 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 dipengaruhi oleh belanja pemerintah yang meningkat dibandingkan kuartal II 2016, yakni mencapai Rp 493,29 triliun atau sebesar 23,71 persen dari target.
Adapun realisasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga hanya tumbuh tipis 4,95 persen dari sebelumnya 4,94 persen pada kuartal I 2017. Menurut Sri Mulyani, konsumsi rumah tangga meski mendekati angka 5 persen, namun tetap perlu dijaga, karena hal tersebut memberikan dampak paling besar terhadap produk domestik bruto (Gross Domestic Product/GDP).
“Kita perlu perhatikan sesuai tingkat inflasi yang terjadi, memang lebih tinggi dari tahun lalu, sehingga mungkin itu akan menekan konsumsi kita pada kuartal kedua. Namun kami berharap, dengan inflasi kita masih di bawah 4 persen, maka untuk konsumsi kami berharap akan muncul lagi pada kuartal ketiga dan keempat,” ucap dia.
Ia menambahkan, beberapa program pemerintah telah digulirkan untuk mengakselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Seperti misalnya program keluarga harapan (PKH), beras sejahtera (rastra), yang sifatnya memberikan support kepada masyarakat untuk mengurangi beban mereka.
Sementara untuk masyarakat menengah, Sri Mulyani berharap bahwa pertumbuhan konsumsi yang positif tersebut dapat menimbulkan rasa percaya diri bagi mereka, sehingga bisa meningkatkan keinginan untuk melakukan investasi dan konsumsi.
“Eksekusinya memang akan terlambat. Namun itu akan bisa meningkatkan kapasitas dari masyarakat terutama menengah ke bawah untuk bisa mendapatkan momentum untuk meningkatkan konsumsinya,” ucap Sri Mulyani.
DESTRIANITA