Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti: Media Sosial Biang Kerok Depresi pada Remaja

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi ponsel dapat meningkatkan depresi. theconversation.com
Ilustrasi ponsel dapat meningkatkan depresi. theconversation.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masalah gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan semakin banyak menyerang remaja bahkan anak-anak. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia Yogyakarta, gangguan depresi berat dialami 3 persen anak usia sekolah dan 6 persen remaja Indonesia. Sedangkan di AS menurut Institut Kesehatan Mental Nasional tercatat lebih dari 2 juta kasus remaja mengalami depresi dan 6,3 juta remaja mengalami gangguan kecemasan.

Para peneliti mengatakan, jumlah remaja dan anak yang depresi terus meningkat sejak tahun 1930-an. Bahkan jumlahnya jauh lebih banyak saat ini ketimbang pada masa mayoritas penduduk dunia dilanda depresi hebat akibat Perang Dunia II dan Perang Dingin. Peningkatan kasus depresi ini terjadi tidak pandang wilayah geografis juga latar belakang ekonomi dan etnis. (baca :Eva Celia Perfeksionis, Apa Dampaknya?

Ada banyak faktor yang berkontribusi pada kasus depresi remaja. Namun berdasarkan hasil riset yang dilakukan Jean Twenge, profesor psikologi dari Universitas Negeri San Diego, California, AS, disimpulkan masalah terbesar yang dihadapi remaja di masa modern adalah tuntutan kehidupan modern itu sendiri.“Hasil penelitian mengatakan bahwa kehidupan modern tidak baik untuk kesehatan mental,” Twenge menyimpulkan.

Persaingan di Media Sosial
Stres yang dialami remaja biasanya berkaitan dengan tuntutan akademis, tekanan untuk berhasil di kegiatan ekstrakurikuler, ekspektasi orang tua, dan ketidakpastian tentang masa depan. Namun ada satu faktor pemicu depresi yang tidak didapati pada remaja di era 1950-an bahkan 10 tahun silam, yaitu media sosial.

Peneliti menemukan semakin banyak masalah kesehatan mental yang penyebabnya berkaitan dengan media sosial alias medsos. Remaja sangat rentan dengan tekanan teman sebaya. Semakin banyak waktu yang dihabiskan di medsos, semakin tinggi risiko remaja mengalami tekanan mental yang berujung ke stres dan depresi. Twenge juga menunjukkan hasil studi, meningkatnya penggunaan Facebook berkorelasi dengan menurunnya tingkat kepercayaan diri dan kepuasan hidup remaja.


Menelusuri Penyebab Meningkatnya Depresi Remaja (Depositphotos)

Remaja masa lalu tidak mengenal tuntutan bersaing untuk “tampil” lebih baik di medsos, sehingga tingkat pencapaian kepuasan mereka lebih tinggi. Misalnya, dahulu remaja sudah cukup bahagia jika bisa berkumpul dengan teman di rumah. Tidak ada kebutuhan berkumpul di kafe atau restoran terbaru demi mencari sudut berfoto terbaik dan berlomba menampilkan foto paling bagus di medsos. (baca: Menyetir, Bikin Sehat dan Tak Gampang Pikun)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara kebanyakan remaja sekarang terjebak dalam persaingan menampilkan situasi terbaik kehidupan mereka untuk dipamerkan di medsos. Padahal, terkadang apa yang ditampilkan di medsos tidak mencerminkan kebahagiaan hidup yang hakiki.

“Stimulasi berlebihan secara konstan yang ditimbulkan (penggunaan) jaringan media sosial menggeser sistem saraf ke mode ‘bersaing atau lari’, sehingga membuat depresi dan kecemasan pada remaja meningkat,” urai Twenge. Masalah ini diperburuk fakta bahwa 76 persen remaja di dunia menggunakan medsos dan 50 persen di antaranya mengaku kecanduan. Masalah lain yang ditimbulkan medsos, remaja kurang terkoneksi dengan lingkungan di sekitar. Mereka terjebak dalam hubungan yang semu di dunia maya.

“Pada era sebelum ponsel pintar hadir, remaja dipaksa berinteraksi dari muka ke muka dengan keluarga, teman, dan komunitas, sehingga mereka belajar berempati dan bertanggung jawab secara sosial karena menyaksikan sendiri dampak aksi mereka di dunia nyata. Dengan begini, mereka memperkuat pemahaman tentang diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain dan dunia di sekitar mereka,” jelas Twenge. (baca:Membayar Dosa Masa Lalu, Begini Tika Panggabean Beraksi)

Untuk mencegah depresi pada remaja, orang tua perlu memantau kegiatan remaja di medsos, mengetahui tanda-tanda anak stres dan depresi, dan jangan ragu meminta bantuan profesional serta pengobatan jika dibutuhkan. Yang tidak kalah penting, orang tua bertanggung jawab mengisi jiwa anak dan remaja dengan hal positif dan kebahagiaan nyata, sehingga mereka tumbuh dengan kepribadian yang kuat dan tidak mudah terbawa arus pergaulan.

TABLOIDBINTANG



Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

50 hari lalu

Nikita Willy bersama anak pertamanya, Issa Xander Djokosoetono. Foto: Instagram/@nikitawillyofficial94
Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.


Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

50 hari lalu

Ilustrasi ibu bahagia saat mencium anaknya. Foto: Unsplash/Humberto Chavez
Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.


Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini. Foto: Canva
Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.


Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya. Foto: Canva
Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.


Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Ilustrasi anak memandang pohon Natal. Unsplash.com/Greg Rosenke
Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?


Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Ilustrasi anak marah-marah. Shutterstock.com
Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.


4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

www.graphics.iparenting.com
4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini


Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Sulitnya Melakukan Komunikasi dengan Anak Praremaja (Depositphotos)/Tabloid Bintang
Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.


5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

Ilustrasi anak dan orang tua melakukan kegiatan seru. Freepik.com/Jcomp
5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.


Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.