TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja cepat dalam menuntaskan agenda pembangunan infrastruktur. Pengambilan keputusan yang berani dan inovatif saat bekerja, menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, identik dengan musik rock and roll.
“Ibaratnya seperti musik rock and roll, tidak bisa bekerja hanya linier dengan irama musik pop. Bekerja selama 7 hari yang dibagi dalam 3 shift inilah solusinya, karena tanpa itu semua, kita tidak akan bisa melayani masyarakat dengan baik,” katanya saat membekali peserta Pelatihan Manajemen Strategis Pimpinan Puncak dalam rangka Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II di Jakarta, dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik PUPR, Rabu, 9 Agustus 2017.
Menurut Basuki, ekspektasi publik terhadap layanan infrastruktur semakin tinggi. Dinamika terjadi setiap saat sehingga pembangunan di Indonesia bisa tertinggal bila tak mengikuti tuntutan perubahan.
"Ekspektasi publik semakin tinggi, sebagai contoh jalan darurat dari Brebes Timur ke Gringsing selama mudik Lebaran yang sangat dibutuhkan walaupun kondisinya darurat," kata Basuki.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR Luhfiel Annam Achmad mengatakan Diklatpim Tingkat II 2017 itu bertujuan untuk mengembangkan kompetensi manajerial khususnya yang terkait manajemen strategis. Kegiatan yang digelar pada 10 Agustus hingga sampai 7 Desember mendatang itu diikuti 60 peserta yang berasal dari Kementerian PUPR, dan sejumlah instansi lainnya.
Kegiatan yang digelar di Balai Diklat PUPR Wilayah IV, Bandung, Jawa Barat tersebut menjadi salah satu persyaratan untuk menduduki jabatan pimpinan tinggi (JPT) pratama atau pejabat struktural eselon II. Pejabat tinggi pratama, kata Luhfiel, dituntut memiliki merumuskan kebijakan strategis dan mempengaruhi pejabat struktural dan fungsional di bawahnya.
Pembengkalan di Kementerian PUPR juga dilengkapi kehadiran akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali, yang menyampaikan materi terkait manajemen stratejik. "Kita berada dalam era disruptive (kacau) yang sulit diprediksi dan tingkat ketidakpastiannya tinggi,” ucapnya.
Rhenald menekankan butuh ide dan pemikiran luar biasa agar dapat berkembang. “Dahulu orang yang membuka usaha atau bisnis harus memiliki modal besar, lahan, dan aset. Sekarang ini era globalisasi, untuk membuka usaha, bisa dilakukan melalui internet (bisnis online).”
YOHANES PASKALIS PAE DALE