TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) hari ini menandatangani nota kesepahaman program Desa Nabung Saham. Program itu memiliki tujuan utama meningkatkan jumlah investor aktif, serta mengembangkan layanan tabungan dan rekening dana nasabah (RDN) untuk pasar modal melalui sistem perbankan yang dimiliki BRI.
"Selain itu, mengintegrasikan infrastruktur pasar modal dan perbankan untuk kemudahan akses masyarakat berinvestasi melalui sistem yang dimiliki KSEI," ujar Corporate Secretary BRI Hari Siaga Amijarso dalam keterangan tertulis, Jumat, 11 Agustus 2017.
Hari menuturkan program itu juga membantu edukasi atau literasi masyarakat mengenai produk-produk turunan di pasar uang sekaligus memperkuat penetrasi inklusi keuangan masyarakat perdesaan untuk melek investasi. "Ini salah satu langkah strategis BRI untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, khususnya pasar modal, di perdesaan melalui unit-unit kerja yang tersebar di seluruh Indonesia."
Hingga akhir triwulan kedua 2017, BRI tercatat memiliki lebih dari 54 juta rekening simpanan mikro, dengan total simpanan lebih dari Rp 217 triliun. Menurut Hari, hal itu merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh BRI untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat desa dalam menabung saham.
BRI saat ini memiliki total 467 kantor cabang, 609 kantor cabang pembantu, 989 kantor kas, 5.380 BRI Unit, dan 2,553 Teras BRI, yang terhubung secara real time online. “BRI optimistis akan mampu memberikan layanan pendukung dunia pasar modal yang optimal," kata Hari.
Hari menambahkan, pihaknya berharap dapat menjangkau masyarakat Indonesia lebih banyak dan lebih luas untuk berinvestasi di pasar modal. Khususnya dukungan dalam hal penyediaan fasilitas pembukaan rekening dana nasabah (RDN) bagi masyarakat yang akan berinvestasi membeli saham di pasar modal, serta pemanfaatan layanan produk dan jasa perbankan lainnya.
Hari mengatakan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan setelah penandatanganan nota kesepahaman ini antara lain audiensi kepada pejabat dan aparat desa atau kecamatan terkait, juga forum calon investor yang digelar secara maraton dengan melibatkan aparat desa, serta melaksanakan workshop dan forum investor.
GHOIDA RAHMAH