TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan terus menjaga dan memperhatikan indikator yang menunjukkan daya beli masyarakat. Pemerintah pun akan mengidentifikasi faktor-faktor yang membuat daya beli masyarakat tertekan.
"Kalau faktornya harga, harga distabilkan. Kalau masalah confidence, pemerintah perlu meningkatkan kejelasan arah (kebijakan)," kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2017.
Sri Mulyani berujar penjelasan mengenai arah kebijakan pemerintah diperlukan agar pemahaman masyarakat meningkat sehingga mereka tidak perlu khawatir dengan kebijakan yang akan diterbitkan. "Kita lihat apa aspek yang menjadi trigger," ujarnya.
Beberapa waktu yang lalu, menurut Sri Mulyani, masalah tertekannya daya beli masyarakat dikaitkan dengan distribusi subsidi beras. "Ini sudah diidentifikasi," turur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.
Baca: Penerimaan Pajak Baru 46 Persen, Sri Mulyani Buru Sumber Lain
Terkait dengan inflasi, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak akan lagi mengubah harga barang yang ditetapkan pemerintah, seperti tarif listrik. "Sehingga inflasi kami harap trennya menurun. Selama satu kuartal kemarin kan dikatakan inflasi naik karena administered price," ujarnya.
Adapun terkait dengan adanya kekhawatiran di masyarakat, Sri Mulyani berjanji bahwa pemerintah tidak akan membuat kebijakan yang dapat menimbulkan keresahan. "Penerimaan pajak dilakukan dengan hati-hati. Apa yang sudah ada di tax amnesty, kita akan hormati," kata Sri Mulyani.
ANGELINA ANJAR SAWITRI