TEMPO.CO,Washington - Presiden Donald Trump telah memanaskan situasi dengan Korea Utara setelah memperingatkan rezim Kim Jong-un tentang konsekuensi jika menyerang Guam.
"Mari kita lihat apa yang dia lakukan dengan Guam," kata Trump, seperti dilansir Fox News, Jumat 11 Agustus 2017. "Dia melakukan sesuatu di Guam, ini akan menjadi peristiwa yang tidak pernah dilihat orang sebelumnya di Korea Utara."
Trump membuat komentar selama sesi tanya jawab yang luas dengan wartawan di Trump Bedminster National Golf Club pada Kamis malam, 10 Agustus 2017.
Baca: 4 Alasan AS Belum Siap Berperang Melawan Korea Utara
Dia duduk di meja bersama Wakil Presiden Mike Pence, Penasihat Keamanan Nasional H.R McMaster dan Direktur CIA Mike Pompeo.
Menurut Trump ancaman serangan ke Guam merupakan penghinaan terhadap Amerika Serikat.
Sebelumnya pada siang harinya, Trump melipatgandakan peringatan kepada Korea Utara, mengatakan bahwa negara tersebut "sangat, sangat gugup" bahkan tidak berpikir untuk menyerang Amerika Serikat atau sekutu-sekutunya.
Ini adalah eskalasi terbaru untuk ketegangan yang telah meningkat selama berhari-hari dengan Korea Utara.
Pada Selasa, Trump bereaksi terhadap laporan bahwa Korea Utara telah menghasilkan sebuah hulu ledak nuklir dengan memperingatkan negara bahwa mereka "akan disambut dengan api dan kemarahan" jika mereka main-main dengan Amerika Serikat.
Beberapa jam setelah peringatan Trump, media pemerintah di Korea Utara melaporkan bahwa para pemimpinnya secara serius mempertimbangkan sebuah rencana untuk menembakkan rudal ke Guam, pangkalan militer andalan AS menuju wilayah Asia Pasifik.
Baca: Senator AS: Trump Tak Butuh Izin Kongres untuk Serang Korea Utara
Pyongyang sesumbar akan melenyapkan AS dari muka bumi dengan “lima juta bom manusia” dan senjata nuklir.
Propaganda itu diumumkan pada Kamis waktu setempat bersamaan dengan demonstrasi besar-besaran rakyat Korut di Kim Il-sung Square, Pyongyang.
Ancaman Pyongyang kepada Guam datang dua hari setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui sanksi baru bagi Korea Utara. Pemerintahan Presiden Trump pun semakin keras menekan negara komunis itu untuk mematuhi sanksi PBB.
FOX NEWS | CNN | YON DEMA