TEMPO.CO, Jakarta - Berita tertangkapnya Marcello Tahitoe atau Ello karena ganja, semakin menambah daftar panjang artis yang terkena masalah Napza atau Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif. Napza yang paling banyak digunakan adalah stimulan seperti sabu dan ekstasi. Apa komentar Psikiater Klinik Psikomatik dr Andri SpKJ FAPM, tentang penggunaan stimulan, ini?
Di dalam dunia kedokteran jiwa, zat jenis stimulan ini biasanya digunakan untuk mendapatkan semangat dan rasa senang yang berlebihan. “Pada saat digunakan, orang bisa mengalami euforia bahkan sampai halusinasi,” kata Andri yang berpraktek di Omni Hospitals Alam Sutera.
Menurut Andri, banyak artis yang menjalani kehidupannya dengan tingkat kesibukan yang tinggi. Pindah dari satu studio televisi ke studio yang lain. Belum lagi acara off air yang banyak dipandu mereka. “Tentunya dengan kondisi kesibukan yang luar biasa dan sering kali melampaui batasan kemampuan fisiknya mereka butuh alat bantu dan sayangnya berujung pada penggunaan zat stimulan,” ujarnya seperti dalam tulisannya yang dipublikasikan di Twitter : @mbahndi (baca: Lagi Soal Dumolid, Efeknya Kerusakan Saraf Permanen)
Andri juga menyebutkan bahwa karena jenis stimulan ini punya efek memberikan rasa bahagia berlebihan dan semangat, maka wajar juga banyak digunakan oleh para artis yang juga sudah mulai meredup bintangnya. “Ketiadaan pekerjaan lagi dan kemungkinkan tidak dikenal lagi membuat mereka mungkin sedikit banyak terpengaruh mental emosionalnya,” katanya.
Ganja yang didapatkan pada banyak kasus artis yang tertangkap adalah suatu zat yang berfungsi menenangkan seperti layaknya banyak obat benzodiazepine. Ketegangan yang sehari-hari ditemui dengan jadwal yang padat mungkin membuat banyak artis tidak tenang, susah rileks dan tidak bisa tidur. Mereka akhirnya memilih jalan singkat untuk mengatasi hal tersebut tanpa berkonsultasi dengan dokter lagi.
“Kita tentu memahami betapa susahnya menjadi artis yang kesibukannya sangat padat dan tidak ada waktu untuk rileksasi. Belum lagi tuntutan penggemar yang sering kali menjadi sulit dipahami oleh mereka sendiri. Para lovers dan haters yang saling simpang siur dalam hidup mereka,” kata Andri menjelaskan.
Satu lagi yang perlu diwaspadai namun masih tetap bisa bebas dibeli, selain napza menurut Andri adalah Alkohol. Alkohol memiliki efek menekan susunan saraf pusat. Efek yang diharapkan adalah menenangkan. Namun kita melihat juga betapa banyak kasus terkait kekerasan dan penggunaan alkohol karena alkohol mampu menekan rasa tidak nyaman namun juga bisa menumpulkan perasaan takut. (baca: Efeknya Mematikan, Masih Mau Makan Berlebih?)
“Pengguna alkohol yang menggunakan zat ini untuk menenangkan dirinya dari perasaan cemas dan depresi tentunya akan sangat sulit menghadapi kenyataannya lagi jika pengaruh alkohol sudah hilang. Itulah mengapa alkohol bisa membuat cemas dan depresi lebih dalam,” ujarnya
SUSAN