TEMPO.CO, Jakarta - Adalah Alamanda Shantika Santoso pencipta aplikasi Gojek yang meninggalkan perusahaan teknologi jasa angkutan Gojek demi mendirikan sekolah.
Perempuan kelahiran Jakarta 29 tahun lalu itu kini tak lagi mengusung warna hijau yang identik dengan aplikasi ojek online tersebut, melainkan warna ungu yang menjadi ciri khas Binar Academy. (baca: Riset: Lebih Baik Menganggur daripada Kerja tapi Stres)
"Keluar dari Gojek yang merupakan first unicorn startup, saya banyak belajar di sana. Tapi mimpi saya adalah menjadi menteri pendidikan, untuk itu saya ingin membagikan mimpi saya ke orang lain," ujar Alamanda saat mengisi sebuah sesi diskusi dalam Habibie Festival 2017 di Jakarta, belum lama ini.
"Seperti di Gojek yang memiliki visi untuk membantu orang lain, yang bisa membahagiakan saya adalah kalau saya bisa berkontribusi kepada lingkungan," sambung dia.
Saat ditemui, perempuan berambut pendek yang akrab disapa Ala itu mengaku "berat" menjadi seorang founder sekaligus CEO.
"Kadang suka mikir, suka down, biasalah seorang founder, mikir kayak "aduh, akhir bulan bisa gajian enggak, bisa ngegaji orang enggak," kayak gitu-gitu," kata dia.
Namun, anak-anak didiknya di Binar Academy yang mengalami kemajuan dan mulai berkembang, menjadi penyemangat dirinya.
Memilih angkat kaki dari Gojek memang bukan keputusan yang mudah. Mengaku memiliki pandangan yang berbeda, Ala membulatkan tekad untuk undur diri dari Gojek. (baca: Jangan Sepelekan Istirahat, Bahaya Napza Bisa Mengancam
"I was a disrupter," begitu dia menyebut dirinya dulu.
Sukses membesarkan nama Gojek, membuat dia menyadari bahwa dia telah "membunuh" aplikasi lain yang memiliki model bisnis serupa.
"Tanpa aku sadari Food Panda mati karena kompetisi, ternyata aku menyakiti banyak orang, di saat Food Panda mati banyak banget yang di-lay off, enggak sadar banyak banget menyakiti orang," ujar Ala.
"Sekarang pemandangan aku, view-nya adalah aku mau men-disrupt para disrupters, enggak ada yang namanya kompetisi justru kita harus berkolaborasi," lanjut dia.
Mengusung tagline "spirit of collaboration and learning," Binar Academy menawarkan sekolah gratis selama 2,5 bulan untuk mereka yang tertarik mempelajari coding dan progamming.
Dia ingin membawa pendidikan teknologi lebih tinggi lagi, di samping e-commerce, fintech dan medical tech yang lebih "dilihat orang".
"Sedangkan kita enggak bisa menciptakan fintech-fintech itu kalau manusianya enggak teredukasi," ujar Ala.
Selanjutnya : Tertarik pada teknologi