Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tokoh 17 Agustus: Shinatria, Kapal Nazi, dan Teknik Fotogrametri  

image-gnews
Shinatria Adhityatama dalam penemuan kapal Jerman milik Nazi di perairan laut Jawa pada 2013. Olahraga menyelam ia geluti sejak duduk di bangku SMA, dan telah dua sertifikat scuba divers dari Confederation Mondiale des Activites Subaquatiques (CMAS). Pertama, dua bintang (advance) scuba divers atas jam selamnya yang sudah 400 kali. Kedua, sertifikat selam khusus deep dive dan navigasi.  Dok. Pribadi
Shinatria Adhityatama dalam penemuan kapal Jerman milik Nazi di perairan laut Jawa pada 2013. Olahraga menyelam ia geluti sejak duduk di bangku SMA, dan telah dua sertifikat scuba divers dari Confederation Mondiale des Activites Subaquatiques (CMAS). Pertama, dua bintang (advance) scuba divers atas jam selamnya yang sudah 400 kali. Kedua, sertifikat selam khusus deep dive dan navigasi. Dok. Pribadi
Iklan

TEMPO.CO, Maluku Tengah - Shinatria Adhityatama, salah satu tokoh 17 Agustus Tempo.co, memiliki sederet prestasi yang membawa nama Indonesia di kancah dunia, khususnya di bidang arkeologi maritim. Hampir semua situs arkeologi maritim telah dia selami, mulai dari perairan Sumatera hingga Papua. Dan hampir semua temuannya membuka lembaran sejarah baru Nusantara.

Shinatria, atau yang karib disapa Adit, memulai penelitian arkeologi profesional pertamanya pada 2008. Saat itu, Balai Arkeologi Yogyakarta mengajak pria kelahiran Yogyakarta, 9 Desember 1987, ini untuk bergabung dalam beberapa penelitian. Ia antara lain ikut meneliti pola perdagangan candu, penelitian kapal dagang Maatschappij Fyenoord milik Belanda yang karam di Gili Raja, Pulau Madura, dan eksplorasi kapal karam USAT Liberty di kawasan Tulamben, Bali.

Setahun setelah lulus, pada 2013, Adit bergabung di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas). Dia dipercaya melakukan penelitian pencarian kapal selam U-boat milik Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Temuan artefak Nazi yang pertama di Asia inilah yang membuat nama Indonesia melambung di kancah internasional.

"Juga menguak misteri sejarah Nazi di Nusantara," kata Adit, 29 tahun, kepada Tempo, Ahad, 6 Agustus 2017, di Hitu, Desa Hitu Messing, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

Baca: Edisi Khusus 17 Agustus: Orang Muda Inspiratif


Shinatria Adhityatama. (TEMPO/Rere Khairiyah)

Di Hitu, dia dan lima anggota tim dari Arkenas sedang melakukan survei pola jaringan pelayaran rempah di Maluku pra-Eropa. Pria lulusan Departemen Arkeologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, ini menjadi salah satu dari enam anggota tim yang dipimpin arkeolog senior di Puslit Arkenas, Bambang Budi Utomo.

Di tim dialah yang paling muda, sementara lainnya kebanyakan di atas kepala empat. "Makannya saya sengaja memelihara kumis dan berewok biar nampak seumuran dengan para seniornya," kata Adit, sambil bercanda.

Meski paling muda, dia memegang peranan yang cukup krusial. Adit biasanya bertugas untuk mengambil data soal 3D scan on object, geologi, identifikasi dan analisis artefak, serta fotogrametri. Yang terakhir adalah teknik analisis untuk membuat peta berdasarkan foto permukaan. Teknik ini biasanya menggunakan data foto kompleks untuk membuat gambaran 3D. Berdasarkan data-data tersebutlah Adit kerap mengungkap temuan arkeologis yang sangat menarik.

Baca: Tokoh 17 Agustus: Shinatria, Arkeolog Penemu Kapal Selam Nazi


Shinatria saat penelitian kapal dagang Cina medio 2015 lalu. (Istimewa)

Selajutnya: Arkeolog yang produktif

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

5 Januari 2022

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Balai Arkeologi Melebur ke BRIN, Pegawai Honorer Diberhentikan

Pegawai yang masih bertahan di Balai Arkeologi dan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional hanya cleaning service, satpam, dan sopir.


Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

5 Januari 2022

Logo baru Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diluncurkan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-26. Kredit: ANTARA/HO-Humas BRIN
Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Ikut Melebur ke BRIN, Ini Kata Arkeolog

Ada 10 balai arkeologi yang kini terintegrasi dengan BRIN.


Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

14 Agustus 2021

Relawan Gerakan Makan Berkah saat membagikan makanan siap saji kepada masyarakat yang sedang isolasi mandiri diwilayah Ciputat Timur, Sabtu 14 Agustus 2021. Tempo/Muhammad Kurnianto
Gerakan Makan Berkah Bantu Pasien Covid-19 yang Harus Isoman di Tangsel

gerakan Makkah sudah memiliki empat dapur di Tangerang Selatan untuk membagikan makanan gratis setiap hari bagi pasien Covid-19 yang sedang isoman.


Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

15 Januari 2021

Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert
Peneliti: Lukisan Gua di Sulawesi Selatan Petunjuk Penting Jalur Migrasi Purba

Untuk lukisan gua, peneliti masih melebarkan riset ke arah Indonesia timur.


Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

15 Januari 2021

Lukisan babi dengan pertanggalan setidaknya 45.500 tahun yang lalu di Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan. Kredit: FOTO ANTARA/HO-Dokumentasi istimewa oleh Maxime Aubert
Lukisan Gua Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi Selatan, Berusia 45.500 Tahun

Lukisan gua itu dianalisis menggunakan metode Uranium-Series di Radiogenic Isotope Fasility, University of Quensland, Australia.


Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

17 Agustus 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selepas menjadi Pembina Upacara Hari Kemerdekaan RI ke-74 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu, 17 Agustus 2019. Tempo/Caesar Akbar
Usai Upacara, Sri Mulyani Ikut Flash Mob dengan Pegawai Kemenkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ikut menari dalam flash mob yang diinisiasi oleh sejumlah pegawai Kementerian Keuangan.


Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

26 September 2017

Salah satu kapal Ottoman yang tenggelam di kedalaman 300 meter di bawah Laut Hitam yang ditemukan tim Proyek Arkeologi Maritim Laut Hitam. (Daily Mail)
Arkeolog: Banyak Situs Bawah Laut di Indonesia Belum Terungkap

Penemuan 60 kapal Romawi kuno di Laut Hitam ternyata menarik perhatian ilmuwan Indonesia, terutama di bidang arkeologi maritim.


Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

21 Agustus 2017

Pendiri Sribulancer, Ryan Gondokusumo, saat ditemui Tempo di kantornya, kawasan Gandaria, Jakarta, 9 Agustus 2017. TEMPO/Nurdiansah
Tokoh 17 Agustus: Kantong Pekerja Lepas Ryan Gondokusumo

Ryan Gondokusumo berhasil mengembangkan situs penyedia jasa desain menjadi platform yang mewadahi ribuan pekerja lepas dalam waktu tiga tahun.


Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

21 Agustus 2017

Head of IT Development Jakarta Smart City Prasetyo Andy Wicaksono. TEMPO/Imam Sukamto
Tokoh 17 Agustus: Prasetyo Andy Mewujudkan Konsep Smart City

Prasetyo Andy Wicaksono menerapkan aplikasi digital Qlue Jakarta Smart City untuk memecahkan masalah perkotaan.


Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

20 Agustus 2017

Firdaus Putra Aditama. dok. pribadi
Tokoh 17 Agustus: Firdaus Putra Aditama dan Koperasi Modern

Tokoh 17 Agustus Koran Tempo salah satunya adalah Firdaus Putra Aditama, 32 tahun.