TEMPO.CO, Balikpapan - PT Pertamina (Persero) menargetkan penyetaraan BBM satu harga di 36 titik kawasan pelosok perbatasan Kalimantan. Kawasan perbatasan Indonesia – Malaysia ini belum sepenuhnya terjangkau distribusi BBM produksi kilang minyak Balikpapan.
“Kami mempercepat upaya agar seluruh wilayah di Kalimantan menikmati BBM dengan harga seragam,” kata Yanuar Budi Hartanto, General Manager (GM) Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan, Selasa 15 Agustus 2017.
Simak: Kuartal I 2017, Laba Bersih Pertamina Turun 25 Persen
Yanuar mengatakan, pemerintah berkomitmen menyeragamkan harga BBM untuk seluruh wilayah Indonesia. Pertamina diamanatkan untuk menjangkau distribusi seluruh kawasan yang terisolir keterbatasan geografis.
Sementara ini, Yanuar menargetkan mampu menjangkau 15 titik kawasan pedalaman ada di Kalimantan. Pertamina sudah mendistribusikan alokasi BBM ke kawasan Krayan, Long Apari dan Jagoi Babang Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara.
“Mulai bulan Juli lalu sudah aktif dilakukan pendistribusian BBM ke daerah ini,” ungkapnya.
Kawasan perbatasan ini, kata Yanuar biasanya menikmati BBM dari negara tetangga Malaysia. Harga BBM jenis premium melonjak hingga kisaran Rp 25 ribu per liternya.
Pertamina sudah menargetkan bisa menjangkau kawasan terpencil Kalimantan penghujung akhir tahun 2017 ini. Menurutnya, butuh kerja keras guna mempercepat pelaksanaan proyek BBM satu harga di wilayah pedalaman.
“Kita terus mempercepat proyek ini agar semua warga di Kalimantan dapat menikmati bahan bakar dengan harga yang sama,” jelasnya.
Bulan Agustus ini akan diterapkan kebijakan satu harga di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat dan Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Pertamina membangun SPBU Modular di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. “Kemungkinan akan mulai launching pada minggu kedua Agustus.”
Area Manager Communication and Relations Kalimantan, Alicia Irzanova mengatakan BBM jenis Pertalite dan Solar Subsidi akan menjadi produk yang rencananya di supply dari TBBM Pontianak. Perjalanan dari TBBM Pontianak menempuh waktu sekitar 6-7 jam atau sekitar 240 km.
“Pengadaan SPBU Modular ini untuk kebutuhan akan BBM di daerah Sambas Barat hingga Utara. SPBU Modular melayani kebutuhan sekitar 40-200 KL per hari, di mana hanya ada satu modul yang digunakan untuk sarana penimbunana dan sarana penjualan,” kata Alicia.
Pertamina mulai menyeragamkan harga BBM Kalimantan sejak awal tahun 2017 lalu. Start awal dimulai dengan pengiriman BBM di Kabupaten Utara Sungai Selatan, Daha Bajayou, Loksado Malinau, Sambas Satingan Besar, Sambas Liku, Bengkayang Jagoi Babang, Malinau Kayan Selatan, Nunukan Lumbis, Seruyan Sembuluh, Berau Biatan, Kelay, Maratua, Tabalan, Long Apari dan Long Pahangai.
Ketiadaan pasokan BBM Pertamina berdampak melambungnya harga harga kebutuhan pokok masyarakat terpencil di Indonesia. Contohnya, warung makan di Long Apari yang menetapkan tarif sebesar Rp 50 ribu sekali makan hingga penginapan sederhana mematok tarif Rp 1,2 juta per malam.
SG WIBISONO