Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sultan HB X Ingin Petani Garam Yogya Sudah Bisa Berproduksi  

image-gnews
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X menyampaikan sambutan pada pembukaan Simposium Fishcrime kedua di Gedung Kesenian, Komplek Gedung Agung, Yogyakarta, 10 Oktober 2016. Ini merupakan penyelenggaraan tahun kedua Simposium Fishcrime setelah sebelumnya diselenggarakan di Capetown, Afrika Selatan. TEMPO/Pius Erlangga
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X menyampaikan sambutan pada pembukaan Simposium Fishcrime kedua di Gedung Kesenian, Komplek Gedung Agung, Yogyakarta, 10 Oktober 2016. Ini merupakan penyelenggaraan tahun kedua Simposium Fishcrime setelah sebelumnya diselenggarakan di Capetown, Afrika Selatan. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tak mau berlama-lama guna mendorong produksi garam di kawasan pantai selatan DIY segera dimulai.

“Tahun ini bisa dimulai (produksi garamnya), petani bisa pakai dana taktis gubernur,” ujar Sultan di Komplek Kepatihan Senin 14 Agustus 2017.

Penggunaan dana taktis atau operasional gubernur itu dilakukan sultan agar para petani garam bisa segera mendapatkan sarana produksi yang dibutuhkan tanpa harus memulai birokrasi yang ribet dulu. “Petani ngga usah lewat dinas, saya minta mereka (petani) membuat proposal (sarana produksi), kalau (proposal) masuk (kriteria) ya kami bantu pakai dana taktis,” ujar Sultan.

BACA: Harga Garam Terbang, Ada yang Mujur Ada yang Loyo

Sultan sendiri akhir pekan lalu telah menemui langsung para petani yang selama ini memproduksi garam di Pantai Sepanjang dan Pantai Nguyahan Kabupaten Gunungkidul. Para petani itu pembuat garam itu selama ini menjadi binaan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY.

Dengan potensi wilayahnya yang banyak mengandung coral, pantai selatan khususnya di Gunungkidul yang memiliki panjang 80 kilometer itu dinilai layak memproduksi garam kelas premium. Garam premium ini bisa memiliki harga dua kali lipat dibanding garam biasa.

BACA: Strategi Pemerintah DIY Tingkatkan Produksi Garam

Dinas Kelautan dan Perikanan DIY menyatakan, dari hasil penelitian di pantai selatan, kandungan yodium garam yang diproduksi bisa mencapai 36 ppm dan NaCl 97 persen. Dengan kondisi itu, hanya diperlukan waktu sekitar 7 - 10 hari untuk memproduksi garam premium.

Garam premium ini banyak dibutuhkan mulai dari industri budidaya ikan laut (misalnya Ikan Kerapu) hingga makanan bayi yang memang memerlukan garam premium sehingga dengan produksi garam premium ditarget efektif mengakat perekonomian masyarakat pesisir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sultan menuturkan di wilayah Gunung Kidul ada beberapa tempat direncanakan untuk produksi garam. Yakni Pantai Sepanjang, Pantai Nguyahan, dan Pantai Ngrenehan.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan DIY , Sigit Sapto Raharjo kepada Tempo menuturkan pemerintah DIY memang serius menghidupkan kembali produksi garam pantai selatan agar makin berkembang dan memberi geliat ekonomi baru bagi warga pesisir.

BACA: Kalla Sebut Cari Lahan untuk Garam Bukan Perkara Mudah

Berbagai upaya pun disokong untuk membuat petani bersedia lagi memproduksi garam. Salah satu caranya dengan mempertemukan petani garam dengan para pelaku budidaya ikan kerapu.

Para pelaku usaha budidaya kerapu membutuhkan garam itu sebagai campuran air di kolam buatan sehingga tak perlu mengambil air dari laut secara langsung.

"Garam pantai selatan selama ini diminati pelaku usaha budidaya ikan Kerapu, hanya karena produksinya masih sedikit pasokannya tak mencukupi," ujar Sigit.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

10 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

29 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Berapa Banyak Natrium alias Garam yang Dibutuhkan Tubuh Saban Hari?

Natrium alias garam akan merusak tubuh jka dikonsumsi secara berlebihan, akan tetapi kandungan ini nyatanya pun dibutuhkan untuk tubuh


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

37 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

42 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

43 hari lalu

Ilustrasi menaburkan garam. shutterstock.com
Tambahan Asam Folat pada Garam Dapat Cegah Cacat Bawaan

Melengkapi garam meja dengan asam folat menjadi strategi diet baru untuk lebih melindungi terhadap cacat bawaan.


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

44 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

55 hari lalu

Ilustrasi garam. Shutterstock
Tanda-tanda Tubuh Anak Terlalu Banyak Mengandung Garam

Peningkatan asupan garam dapat menghambat kesehatan anak dalam beberapa cara.


Produksi Garam Nasional Lampaui Target

57 hari lalu

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,


Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

58 hari lalu

Tradisi Ngapem Ruwahan digelar warga di Yogya sambut Ramadan. (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.