TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Kepolisian Resor Lumajang Ajun Komisaris Besar Rachmat Ihwan Nusi mengatakan yel-yel bunuh dalam unjuk rasa ribuan massa menolak penerapan Full Day School di Lumajang hanya asal bicara. "Tidak, tidak. Itu hanya asal ngomong saja," kata Rachmat, Rabu, 16 Agustus 2017.
Rachmat buru-buru memasuki mobil ketika ditanya masalah itu lagi. Menurut dia kasus tersebut sudah diselidiki polisi. "Kami sudah (menyelidiki), itu hanya asal ngomong saja," kata Rachmat.
Sebelumnya, koordinator pengunjuk rasa, Nawawi, mengklarifikasi beredarnya video ihwal yel-yel 'bunuh menteri' dalam demonstrasi ribuan pelajar di Lumajang, Senin, 7 Agustus 2014. Menurut Nawawi yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia (AMPPI), video yang viral di media sosial itu hoax. "Media meliput aksi kami. Kan gak ada itu (yel-yel bunuh menteri). (Video itu) hoax," kata Nawawi kepada Tempo, Senin malam, 14 Agustus 2017. "Kami hanya istighosah."
Baca: Jusuf Kalla: Full Day School Tidak Wajib, tapi Pilihan
Namun, Nawawi tak memungkiri bahwa sebelum istighosah dimulai ada pengunjuk rasa yang meneriakan yel yel. Nawawi mengaku tidak mendengar jelas yel-yel tersebut lantaran ramai. "Apakah yel-yel itu berbunyi cabut menterinya, kubur menterinya, mundur menterinya atau bunuh menterinya, semua tidak jelas," kata dia.
Simak: Soal Yel Bunuh Menteri, Ini Klarifikasi Koordinator Demo Lumajang
Komnas HAM menyayangkan yel-yel bernada kasar dari demonstran kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Video demo itu muncul di YouTube dan viral di media sosial.
“Ujaran kekerasan yang dilontarkan anak-anak dalam aksi sebagaimana cuplikan video tersebut sangat tidak elok dan mencederai bagi tumbuh kembang anak,” kata komisioner Komnas HAM Maneger Nasution dalam pesan tertulisnya.
Video demonstrasi sepanjang 1:03 menit itu diunggah di YouTube oleh sejumlah akun anonim. Beberapa hari terakhir, para santri di sejumlah daerah turun jalan memprotes kebijakan Muhadjir. Dalam video tersebut para santri berjoget sambil meneriakkan yel-yel, “Bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga."
Lihat: Gaduh Full Day School, Komnas HAM: Hujatan Demonstran Tak Elok
Menurut Meneger, ujaran kebencian tersebut tidak sesuai dengan keadaban Indonesia. Selain itu, pelibatan anak dalam demonstrasi juga dianggap melanggar hak asasi anak. Sebab, setiap anak berhak untuk tidak dilibatkan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan.
DAVID PRIYASIDHARTA