TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agraria danTata Ruang sudah mengidentifikasi 10 ribu hektare lahan garam potensial di Nusa Tenggara Timur per hari ini, Rabu, 16 Agustus 2017. Jika tak ada halangan, sekitar 4000 hektare di antaranya siap dipakai.
"Di NTT itu sudah teridentifikasi beberapa lahan, tapi tersebar. Ada yang 400 hektare, ada yang 80 hektare. Kalau bisa didapatkan semua, mungkin mencapai 10 ribu hektare," ujar Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil saat dicegat di Gedung MPR.
Seperti diberitakan, pemerintah tengah mencari ladang baru untuk ekstentifikasi ladang garam. Melalui ekstentifikasi ladang garam, pemerintah bisa menekan angka impor garam, memperkuat produksi dalam negeri, sekaligus mencegah kelangkaan garam konsumsi maupun industri.
Pemerintah memasang target 15 ribu hektare lahan untuk eksetentifikasi ladang garam tersebut. Namun, hal itu tidak semudah yang diharapkan karena sejumlah lahan ternyata memiliki status bermasalah mulai dari tanah sengketa hingga ditelantarkan pemiliknya.
Simak Pula: Garam Langka, Jokowi Panggil Menteri dan PT Garam
Sofyan menjelaskan, baru sekitar 4000 hektare lahan yang siap dipakai karena hanya lahan itu saja yang statusnya sudah diketahui. Adapun rinciannya adalah 225 hektare lahan milik negara yang sudah diserahkan kepada PT Garam (Persero) dan 3750 hektar lahan milik PT Panggung yang rencananya akan digarap lewat kemitraan.
Untuk lahan yang luasnya 3750 hektare, Sofyan menyampaikan bahwa pemerintah sudah mengontak PT Panggung selaku pemegang HGU (Hak Guna Usaha) lahan tersebut. Jika PT Panggung siap menggarap lahan itu bersama-sama, maka bisa langsung dilakukan.
"Kalau mereka tidak siap bermitra dalam waktu 30 hari, lahan itu akan kami ambil dan serahkan ke PT Garam," ujarnya. Sofyan menambahkan Kakanwil di NTT sudah menyiapkan surat peringatan untuk PT Panggung.
Ketika ditanya soal upaya untuk menutupi kekurangan 5000 hektare lahan garam, Sofyan mengatakan pihaknya tengah mencari lahan potensial dari Aceh hingga Sulawesi. Namun, ia tak berjanji kekurangan yang ada bisa terpenuhi tahun ini.
"Ini perlu wakt. Kalau di NTT, 225 hektare lahan sudah siap pakai tahun ini. Kalau 3750 hektar, bertahap," ujar Sofyan.
ISTMAN MP