TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla merespons positif kehadiran Susilo Bambang Yudhoyo (SBY) pada HUT RI ke-72 di Istana Merdeka pada Kamis kemarin. Kehadiran tersebut dianggap bisa menenangkan situasi politik nasional.
"Otomatis (menenangkan politik), politik itu selalu ada perbedaan-perbedaan, cara, tapi tujuan tidak," kata Kalla di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2018.
Baca juga: HUT RI ke-72 di Istana, SBY: Insya Allah 2045 Negara Kita Kuat
Kehadiran SBY di acara HUT RI-72 menarik perhatian publik. Apalagi di saat yang sama Presiden ke-6 itu bertemu dengan Megawati Soekarnoputri. Dalam dua tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, SBY tak pernah menghadiri HUT RI di Istana.
Sebaliknya, selama 10 tahun pemerintahan SBY, Megawati yang merupakan Presiden ke-5 tak pernah menghadiri HUT RI di Istana. Hubungan kedua tokoh tersebut selama ini dipersepsikan dingin. Mereka saling menghindar bila ada momen acara yang bisa mempertemukan keduanya. Namun hal yang berbeda terjadi pada Kamis kemarin. SBY dan Megawati hadir dalam acara kenegaraan. Keduanya juga sempat saling sapa dan berjabat tangan.
Kalla mengatakan, meskipun berbeda secara politik, bila berbicara soal bangsa, semua pihak tetap bersatu. "Tentu ini kan kita berbicara tentang persatuan kita, bahwa kita berbeda-beda secara politik, tapi secara tujuan, ideologi negara, tetap kita satu," kata Kallla.
Seusai upacara detik-detik Proklamasi, Jokowi melakukan ramah-tamah dengan mantan presiden dan wakil presiden. Ramah-tamah itu dihadiri antara lain BJ Habibie, Megawati, SBY, Tri Sutrisno, Boediono, dan mantan Ibu Negara Sinta Nuriah Gus Dur. Kalla mengatakan acara yang antara lain berupa pemotongan tumpeng itu hanya ramah-tamah. "Tidak membicarakan substansi, hanya ramah-tamah," kata Jusuf Kalla.
AMIRULLAH SUHADA