Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian: Vaksin Menyelamatkan Nyawa, Masih Ragu?

Editor

Susandijani

image-gnews
Stavangerexpats.com
Stavangerexpats.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Semakin banyak orang tua yang menolak vaksin untuk anak-anak mereka, kini tidak hanya sekolah yang mengubah kebijakan terkait hal tersebut. Banyak dokter anak yang menolak keluarga yang tidak memvaksin anaknya untuk alasan nonmedis.

Terlepas dari banyaknya bukti ilmiah yang mendukung keselamatan dan kebutuhan vaksin, beberapa keluarga terus mengungkapkan keraguan atau ketidakpercayaan terhadap pentingnya vaksin. Banyak dokter khawatir bahwa penolakan mereka dapat membuat pasien lain berisiko.

"Saya memiliki dua pasien yang tidak dapat divaksinasi karena alasan medis," kata Alla Gordina, MD, FAAP, seorang dokter anak New Jersey. Tapi dia melindungi pasiennya yang tidak dapat divaksinasi karena usianya. (BacaVaksin Penyebab Autisme? Itu Rumor )

Sementara lebih banyak dokter anak mengadopsi peraturan serupa (hampir satu dari delapan, menurut survei 2013), berita tersebut tetap mengejutkan beberapa orang tua yang menunda atau melewatkan imunisasi.

"Putra sulung saya berusia 13 dan baru-baru ini, saya membawa mereka ke dokter anak yang sama dan mereka memberi tahu saya di akhir kunjungan bahwa mereka tidak lagi melihat anak-anak saya karena saya tidak memvaksinasi mereka," ujar Lauren McGuinnes yang merasa diintimidasi untuk melakukan vaksinasi.

Selain kekhawatiran terhadap pasien yang rentan, beberapa dokter menerapkan kebijakan tersebut karena pilihan antara penolakan dan vaksinasi dapat menekan beberapa orang tua untuk mengubah pikiran mereka, menurut American Academy of Pediatrics (AAP). AAP secara resmi menyetujui  pasien yang tidak divaksin tahun lalu, tanpa mengabaikan etika.

Dilansir dari GoodHousekeeping, dari laporan AAP tahun 2016 bahwa keputusan untuk menolak sebuah keluarga yang terus menolak imunisasi bukanlah tindakan yang harus dilakukan secara mudah, dan juga tidak harus dilakukan tanpa mempertimbangkan dan menghormati alasan sudut pandang orang tua. Namun demikian, masing-masing dokter anak dapat mempertimbangkan pemberhentian keluarga yang menolak vaksinasi sebagai pilihan yang dapat diterima. (baca:Mengenal 5 Gejala Autisme Sesuai Kelompok Umur)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara beberapa ahli bioetika menolak bahwa tidak ada keluarga yang harus ditolak, baik profesional medis maupun pejabat publik saat ini sedang berjuang dengan cara mengatasi tingkat imunisasi yang sangat rendah.

Misalnya, setelah wabah campak 2015 di Disneyland, negara bagian California baru-baru ini mengeluarkan undang-undang vaksinasi yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran penyakit yang sangat menular. Sekarang orang tua tidak dapat menggunakan alasan agama atau pribadi menolak vaksinasi untuk anak-anak mereka.

Kebanyakan ahli menyatakan bahwa setidaknya 95 persen populasi harus menerima vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan. Kebijakan itu telah memberantas penyakit dengan sangat efektif, karena  beberapa orang tua secara salah percaya bahwa anak-anak tidak memerlukan suntikan lagi, atau bahwa anak-anak dapat menerima imunisasi di usia lanjut. Meskipun pada akhirnya orang tua memutuskan apa yang mereka rasa cocok untuk anak mereka, sains dengan jelas menyatakan: vaksin menyelamatkan nyawa. (bacaKisah Vaksin yang Konon Penyebab Autisme)

NIA PRATIWI

 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

9 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Cegah Komplikasi Penyakit pada Anak dengan Imunisasi

Imunisasi dapat membantu menghindarkan anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan menyebabkan komplikasi.


3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

28 hari lalu

Diskusi tema Sinergi Program Keluarga SIGAP Lintas Sektor Untuk Transformasi Kesehatan/Sigap
3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?


5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

29 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Jalan Siwalankerto Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi polio tahap dua dilakukan setelah penerima sudah mendapatkan imunisasi tahap satu sebagai upaya menyukseskan program pemerintah pemberian imunisasi polio dalam menanggulangi kejadian luar biasa (KLB). ANTARA FOTO/Didik Suhartono
5 Tips Ajak Anak agar Berani Ikut Imunisasi

Orangtua perlu untuk mengedukasi anaknya bahwa pemberian imunisasi oleh tenaga kesehatan tidaklah semenakutkan bayangannya.


Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

29 hari lalu

Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jenis-jenis Imunisasi yang Harus Diberikan kepada Anak Usia di Bawah 1 tahun

Pemberian imunisasi bisa dilakukan saat anak baru lahir hingga berusia 12 bulan.


Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

34 hari lalu

Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio pada mulut anak balita saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Polio di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi itu merupakan putaran kedua yang menyasar  kepada sekitar 18 ribu anak hingga usia delapan tahun di wilayah tersebut untuk memberikan kekebalan pada anak sekaligus upaya menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio menyusul penemuan kasus lumpuh layu di Pamekasan, Sampang Jawa Timur serta Klaten Jawa Tengah beberapa waktu lalu, dilaksanakan pada 19-25 Februari. ANTARA FOTO/Siswowidodo
Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.


90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

34 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
90 Persen Kasus Diare Bayi dan Anak Disebabkan Rotavirus

Rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak berusia di bawah 2 tahun, yaitu sebanyak 90 persen.


Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

12 Januari 2024

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Jangan Khawatir bila Ketinggalan Jadwal Imunisasi, Nakes Siap Beri Solusi

Pakar mengatakan orang tua tidak perlu khawatir bila ketinggalan jadwal imunisasi karena tenaga kesehatan ada solusinya.


Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vitamin A

11 Januari 2024

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Vitamin A

Pakar mengatakan pemberian vitamin A dapat membantu melindungi ana dari penyakit pernapasan seperti pneumonia, selain ASI dan imunisasi.


Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

9 Januari 2024

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Biaya Vaksinasi Covid-19 Sudah Bertarif, Tapi Belum Ada Kepastian Harganya dan Masih Ada yang Gratis

Mulai 1 Januari 2024, biaya vaksinasi Covid-19 tak lagi gratis. Vaksin bisa didapatkan secara gratis jika termasuk golongan rentan. Ini penjelasannya


Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis bagi Kelompok Rentan, Ini Kata Kemenkes

31 Desember 2023

Ilustrasi Vaksinasi Covid-19. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Vaksinasi COVID-19 Tetap Gratis bagi Kelompok Rentan, Ini Kata Kemenkes

Vaksinasi COVID-19 tetap gratis untuk kelompok masyarakat rentan mulai 1 Januari 2024. Siapa saja yang berhak divaksin gratis?