TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Jasa Marga Desi Arryani mengatakan, segera menerbitkan sekuritisasi untuk mendapatkan pendanaan. Sekuritisasi ini berbasis hak atas pendapatan tol di masa mendatang berupa surat berharga hak pendapatan tol PT Jasa Marga atas ruas Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-Bogor-Ciawi) dan berjangka waktu lima tahun.
"Jasa Marga butuh pendanaan tak hanya yang konvensional seperti kredit bank untuk membangun proyek kami," kata Desi Arryani saat ditemui di CIMB Niaga Hall, Jakarta, Jumat, 18 Agustus 2017.
Baca: Jasa Marga Nyatakan Siap Elektronifikasi Jalan Tol 100 Persen
Desi menuturkan pembangunan yang sedang dilakukan oleh Jasa Marga mencakup 31 ruas tol yang ditargetkan selesai semua pada 2019. Saat ini baru sekitar 607 kilometer ruas tol yang beroperasi dan ditargetkan beroperasi tiap tahun sekitar 200 kilometer sampai 2019.
Diketahui produk sekuritisasi yang rencananya akan diterbitkan bernama KlK EBA Mandiri JSMRO1-Surat Berharga Pendapatan Tol Jagorawi. PT Mandiri Manajemen Investasi dan PT Bank Rakyat lndonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Manajer Investasi dan Bank Kustodian dalam sekuritisasi ini.
Simak: Jasa Marga Targetkan 5 Jalan Tol Baru Beroperasi Akhir 2017
Sekuritisasi yang akan diterbitkan ini nilai maksimumnya mencapai Rp 2,6 triliun dan nilai sebanyak-banyaknya Rp 2 triliun. Adapun hak atas pendapatan yang disekuritisasi adalah hak atas sebagian pendapatan ruas Jagorawi yang merupakan salah satu ruas tol paling mature yang dimiliki oleh Jasa Marga.
Desi menjelaskan pihaknya hanya melepas 70 persen dari pendapatan di tol Jagorawi itu atau sebesar Rp 400 miliar, sehingga dalam lima tahun nilainya mencapai Rp 2 triliun. "Nilainya kan Rp 700 miliar kalau 100 persennya."
Menurut Desi dengan adanya sekuritisasi ini tak menutup kemungkinan ruas tol Jasa Marga akan disekuritisasi juga oleh Jasa Marga. "Kami akan melanjutkan sekuritisasi Jagorawi hari ini," tutur Desi.
DIKO OKTARA