TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Yayan Yuliana mengatakan, pihaknya juga turut melakukan kajian ihwal rencana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menerapkan sistem ganjil genap di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek dari Bekasi hingga ke Jakarta Timur.
"Mengatasi kemacetan tidak semudah dengan wacananya," kata Yayan, Ahad, 20 Agustus 2017. Ia mengatakan, pihaknya masih memikirkan dampak yang ditimbulkan jika wacana penerapan ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek diberlakukan.
Menurut dia, yang paling terkena imbasnya, ialah ruas jalan arteri yaitu sepanjang Kalimalang. Jalur tersebut merupakan satu-satunya jalan menuju ke Jakarta yang biasa digunakan masyarakat baik pengguna sepeda motor maupun mobil. "Jalur alternatif tidak ada yang lain," kata dia.
Baca juga: Ganjil-Genap Bekasi-Cawang, BPTJ: Perlu Tempat Parkir di Bekasi
Sementara di ruas jalan tersebut kini terjadi penyempitan karena adanya sejumlah proyek, seperti pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, dimana harus ada pengalihan arus sepanjang 600 meter di Bekasi Barat. "Belum lagi ada penyempitan karena pengerjaan turap Kalimalang," kata dia.
Ihwal permintaan BPTJ yang meminta Bekasi menyiapkan kantong parkir di sekitar ruas jalan tol, Yayan enggan berkomentar. Saat ini, kata dia, pihaknya masih fokus melakukan kajian atas rencana dari BPTJ tersebut.
Sejumlah pengguna jalan di ruas Jalan Kalimalang juga mengkhawatirkan dampak yang ditimbulkan akibat penerapan sistem ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek. Sebab, kondisi jalan arteri tersebut saat ini sudah cukup padat. "Ditambah lagi ada limpahan dari tol, akan bertambah padat," kata Syahrul Saleh, pengguna jalan.
ADI WARSONO